1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Terseret Dalam Pelacakan Dinas Rahasia

Regina Mennig8 Juli 2013

Dinas rahasia Amerika Serikat dan Inggris mengumpulkan banyak sekali data untuk melacak terorisme. Orang yang tidak bersalah juga bisa terjerat dalam pelacakan ini.

https://p.dw.com/p/193ml
Hands of hacker © OleGunnar
Symbol USA dinas rahasiaFoto: Fotolia/OleGunnar

Sejak beberapa minggu, aksi penyadapan yang dilakukan dinas rahasia Amerika NSA dan dinas rahasia Inggris GCHQ jadi berita besar. NSA punya program penyadapan PRISM, dan GCHQ menggunakan program yang dinamakan Tempora.

Pengumpulan data itu terutama untuk mencegah aksi terorisme. Tapi data-data yang dikumpulkan itu disaring oleh komputer, bukan oleh manusia. Jadi, sangat mudah seseorang yang tidak bersalah tanpa sengaja masuk dalam daftar orang yang dianggap berbahaya.

Seseorang bisa masuk ke daftar orang yang dicurigai oleh dinas rahasia, misalnya karena kegiatan tetangganya, kata pengamat internet Markus Beckedahl. Misalnya tetangga Anda dicurigai melakukan kegiatan terorisme, "lalu telepon seluler Anda sering terlacak di sekitar orang yang dicurigai", itu sudah cukup membuat Anda secara otomatis menjadi sasaran penyadapan dan turut dicurigai.

Ini juga bisa terjadi jika Anda punya profil yang mirip orang yang dicurigai, kata Beckedahl selanjutnya. "Kalau misalnya ada terduga teroris yang kebetulan memesan buku yang sama di internet dengan buku yang Anda pesan." Hal itu bisa membuat Anda masuk dalam daftar orang yang dicurigai.

Jaringan Kontak dan Pola Hubungan

Setelah serangan teror 11 September 2001, banyak sekali ilmuwan yang masuk dalam daftar orang yang dicurigai, hanya karena mereka sering mencari informasi tentang dunia Arab di internet. Dinas rahasia Amerika Serikat mengucurkan banyak dana untuk meningkatkan kapasitas pengawasan di internet.

Metode pelacakan di internet makin lama makin lengkap. Menurut pengamat dinas rahasia Wolfgang Krieger, metode pelacakan tidak hanya menyaring kata-kata yang mencurigakan. "Orang yang mempersiapkan serangan teror tidak akan menyebut nama lengkapnya. Mereka juga tidak menyebut targetnya atau nama organisasinya."

Jadi yang jadi perhatian dinas rahasia adalah metode dan pola komunikasi yang digunakan seseorang. Terutama kontak seseorang dengan orang lain, kontaknya di jaringan sosial, bagaimana ia melakukan transaksi keuangan, dan bagaimana ia menggunakan telepon selulernya.

Data-data yang dikumpulkan NSA dan GCHQ bisa mencapai Exabyte. Satu Exabyte adalah satu milyar Gigabyte. Karena harga sarana penyimpanan data digital, seperti server-server besar, makin lama makin murah, makin banyak data yang sekarang dikumpulkan dan disimpan. Dari data-data ini disaring profil orang-orang yang dianggap mencurigakan.

Hambatan Bagi Orang Yang Dicurigai

"Anda baru mengetahui hal itu kalau Anda misalnya tidak bisa lagi berlangganan provider tertentu, karena provider itu sulit disadap. Atau kalau Anda tidak bisa terbang ke Amerika Serikat, " jelas Markus Beckedahl. Amerika Serikat membuat daftar yang disebut "No Fly List". Orang-orang yang namanya tertera dalam daftar ini tidak bisa naik pesawat menuju Amerika Serikat. Menurut Beckedahl, makin banyak orang yang namanya masuk No Fly List. Salah satu yang namanya pernah secara tidak sengaja masuk ke dalam daftar ini adalah penyanyi kawakan Cat Stevens, yang sejak masuk Islam menggunakan nama Yusuf Islam.

Juga di Eropa beredar daftar nama orang-orang yang dicurigai, terutama dalam pemeriksaan di perbatasan. "Saya tahu ada orang-orang yang di Jerman sering ikut dalam aksi protes menentang transportasi limbah nuklir. Mereka ini kalau ke Inggris akan diperiksa secara sangat ketat di perbatasan", tutur Beckedahl. Di Inggris, protes terhadap lingkungan memang dianggap kegiatan berbahaya. Aparat keamanan di Eropa selalu bertukar data tentang aktivis yang dicurigai. Karena itu, aparat Inggris punya nama-nama aktivis lingkungan Jerman.