1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kebebasan Pers

Tersinggung Cuitan Trump, Cina Perintahkan Usir Jurnalis AS

18 Maret 2020

Konflik politik lagi-lagi berdampak terhadap kerja jurnalis, khususnya para wartawan AS di Cina. Sedikitnya 13 wartawan asal AS terancam diusir dari Cina menyusul cuitan Presiden Donald Trump terkait virus corona.

https://p.dw.com/p/3ZcOg
Gambar ilustrasi hubungan AS - Cina
Foto: Reuters/A. Song

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memicu ketegangan dengan menyebut virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi corona sebagai "virus Cina." Langkah ini dibalas Cina dengan mengusir wartawan AS. Departemen Luar Negeri Cina mengatakan bahwa wartawan dari media New York Times, Washington Post, dan Wall Street Journal harus segera menyerahkan kartu pers mereka.

Departemen Luar Negeri Cina membenarkan pelarangan kerja bagi jurnalis AS dengan mengatakan bahwa Amerika Serikat sebelumnya juga telah membatasi jumlah wartawan Cina yang diizinkan bekerja untuk media pemerintahnya di Amerika.

Wartawan dari media New York Times, Washington Post, dan Wall Street Journal, yang kartu persnya akan berakhir tahun ini, diharuskan mengembalikan kartu tersebut dalam beberapa hari mendatang. Para wartawan dari media AS ini tidak lagi diizinkan untuk bekerja di Cina daratan, Hong Kong, dan Kawasan Administratif Khusus Makau, demikian pernyataan Departemen Luar Negeri Cina.

Selain itu, ketiga surat kabar tersebut beserta media AS lain juga diharuskan memberikan informasi tertulis terkait informasi karyawan mereka, pernyataan keuangan, pekerjaan, dan kemungkinan properti yang mereka miliki di Cina. Aturan-aturan yang sama juga baru diberlakukan oleh AS terhadap media pemerintah Cina.

Dipicu cuitan Donald Trump di Twitter

Pengusiran ini terjadi pada saat meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Washington terkait virus corona. Pada Senin (16/03) Presiden AS, Donald Trump, menyebut patogen itu sebagai "virus Cina" dan menimbulkan kemarahan pihak Beijing. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina di Beijing mengatakan bahwa istilah ini keterlaluan dan merupakan bentuk stigmatisasi. 

Cina sebelumnya telah mengusir tiga jurnalis dari Wall Street Journal pada Februari lalu. Alasannya adalah penerbitan komentar dengan judul China Is the Real Sick Man of Asia yang mengritik reaksi pemerintah Cina dalam menangani wabah corona yang pertama kali muncul di Wuhan.

Pers semakin terancam

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa pemerintah Cina telah membatasi kebebasan pers yang justru menjadi sangat penting dalam "masa-masa yang sangat menantang di seluruh dunia," di mana "lebih banyak informasi dan transparansi dapat menyelamatkan banyak nyawa," ujarnya merujuk kepada pandemi corona.

Sementara klub koresponden asing di Cina, FCCC, juga dengan tajam mengritik pengusiran wartawan AS ini. "Jurnalis menerangi dunia tempat kita hidup. Tindakan ini malah menggelapkan Cina," tulis FCCC dalam sebuah pernyataan. Wartawan tidak seharusnya menjadi korban konflik diplomatik dua negara besar.

FCCC juga mengritik memburuknya kondisi kerja di Cina dan mengeluhkan tindakan pelecehan, pengawasan, dan intimidasi terhadap jurnalis. Langkah terbaru Beijing ini setidaknya akan berpengaruh terhadap 13 jurnalis AS, menurut FCCC. Namun demikian, jumlah total jurnalis yang berpotensi turut diusir bisa lebih tinggi, tergantung bagaimana otoritas Cina menerapkan keputusan tersebut.

ae/rap (afp, dpa, ap, rtr)