1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Terungkap, Taktik dan Strategi Jokowi Redam Anjloknya Rupiah

29 September 2015

Pemerintahan Jokowi menggulirkan Paket Stimulus II untuk menopang nilai tukar Rupiah yang terus melemah. Mampukah Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, bangkit lagi?

https://p.dw.com/p/1GfA3
Indonesien Widodo Benzinpreiserhöhung 18.11.2014
Foto: Reuters/D. Whiteside

Indonesia hari Selasa akan mengumumkan Paket Stimulus II yang ditujukan untuk meredam anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap dolar. Situasi itu menyulitkan banyak pengusaha industri dan manufaktur Indonesia, karena mereka mengimpor sebagian besar bahan mentah dan material dari luar negeri.

Kelalaian Indonesia membangun industri dalam negerinya selama 70 tahun merdeka membuat perekonomian Indonesia sangat rentan terhadap gerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. Karena hampir semua cabang industri dan manufaktur mengimpor sebagian besar bahan mentah dan material dari luar negeri, membubungnya nilai tukar dolar AS membuat mereka kewalahan.

Presiden Joko Widodo dan tim ekonominya bertekad menanggulangi situasi ini dengan memperkenalkan langkah-langkah terbarunya, demikian disampaikan Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution.

Indonesische Konjunkturabschwächung
Foto: picture-alliance/dpa/M. Irham

Pengawasan pasar dan pelonggaran transaksi dolar

Salah satu bagian penting dari Paket Stimulis II adalah memonitor pasar uang dan gerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. Pemerintah ingin melonggarkan persyaratan transaksi dolar dan memberi insentif baru bagi para eksportir yang mau menyimpan dana dolarnya di bank-bank lokal.

Selain itu, pemerintahan Jokowi juga akan meninjau lagi daftar bidang-bidang sektor industri yang selama ini diregulasi dan tidak bisa dikuasai investor asing. Daftar itu dikenal sebagai "negative investnment list" atau daftar investasi negatif.

Stock Exchange Indonesien
Foto: Reuters

Dalam dua tahun terakhir, kalangan investor bersikap makin ragu-ragu menanamkan modalnya di Indonesia, sementara Presiden Joko Widodo juga menghadapi penentangan keras dari partainya sendiri, PDIP.

Pedagang mulai kewalahan

"Saya tidak berhap banyak", kata seorang pedagang saham di Jakarta. "Beberapa kebijakan memang menjanjikan insentif untuk mendongkrak pemasukan devisa, mungkin juga ada pembebasan pajak. Tapi ini hanya akan berdampak dalam jangka panjang."

Indonesische Konjunkturabschwächung
Foto: picture-alliance/dpa/H. Simanjuntak

Indeks saham di pasar bursa Jakarta turun 21 persen sepanjang tahun ini, sementara nilai tukar Rupiah turun sekitar 16 persen. Ini adalah angka terburuk di kawasan Asia, selain Ringgit Malaysia..

Sebelumnya pemerintahan Jokowi telah meluncurkan Paket Stimulus I, antara lain lewat penyederhanaan prosedur perijinan dan perdagangan, pemotongan birokrasi dan berbagai kemudahan bagi investor yang mau menanam modal di Indonesia. Kebijakan itu juga mempermudah warga asing untuk membuka rekening bank di Indonesia.

hp/vlz (rtr, afp)