1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Thailand dan Kamboja Sepakat Hentikan Bentrokan

22 Februari 2011

Selasa (22/02), para menteri luar negeri ASEAN bertemu di Jakarta membahas konflik berdarah antara Thailand-Kamboja. Pertemuan informal ini digelar menindaklanjuti permintaan Dewan Keamanan PBB awal bulan Februari lalu .

https://p.dw.com/p/10Ln7
Warga yang mengungsi di Provinsi Si Sa ketFoto: dapd

Dalam pertemuan tingkat menteri luar negeri ASEAN yang berlangsung tertutup ini, Tahiland dan Kamboja sepakat menerima pengamat Indonesia untuk menengahi sengketa kedua negara ini dan bersedia untuk menghentikan bentrokan yang telah menelan sedikitnya 10 korban jiwa. Demikian dinyatakan seorang pejabat ASEAN.

Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa, yang menjadi ketua pertemuan, mengatakan, kedua belah pihak sepakat untuk menghindari bentrokan senjata. Terdapat keinginan untuk menyelesaikan masalah ini melalui negosiasi, dikatakan Marty Natalegawa sebelum pertemuan digelar. Tapi Marty Legawa juga mengingatkan bahwa konflik ini tidak akan dapat diselesaikan hanya dalam semalam.

Sengketa seputar Candi Hindu Preah Vihear telah menelan 10 korban jiwa dan membuat sekitar 25.000 warga mengungsi. Sebelumnya Thailand menolak campur tangan Dewan Keamanan PBB dan menginginkan untuk menyelesaikan masalah ini secara bilateral. Thailand, bagaimanapun, menyetujui adanya pengamat yang akan mengawasi genjatan senjata di perbatasan, demikian dilaporkan harian Thailand The Nation dalam situsnya. Dalam laporannya, The Nation juga menulis, sebagai langkah perubahan sikap yang dramatis, Minggu (20/02), Menteri Luar Negeri Thailand Kasit Piromya mengatakan akan meminta Indonesia untuk mengirimkan pengamat ke wilayah yang dipersengketakan.

Pertemuan informal menteri luar negeri ASEAN di Jakarta ini merupakan pertemuan kedua antara Menteri Luar Negeri Thailand Kasit Piromya dan rekannya dari Kamboja Hor Namhong terkait konflik kedua negara. Sebelumnya pada tanggal 14 Februari lalu keduanya mengadakan pertemuan tertutup di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat.

Minggu lalu, Kamboja juga telah mengusulkan untuk meminta ASEAN mengirim pengamatnya dan memastikan perdamaian di perbatasan serta meminta Thailand untuk menyetujui gencatan senjata permanen.

Hubungan Thailand dan Kamboja menegang setelah Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa UNESCO memberikan status kepada Candi Preah Vihear sebagai Warisan Dunia PBB bulan juli 2008. Pada tahun 1962, Pengadilan Internasional memutuskan, bahwa candi Hindu ini merupakan milik Kamboja. Namun baik Kamboja maupun Thailnad mengklaim kepemilikan wilayah sekitar 4,6 kilometer persegi di sekitar candi tersebut.

Yuniman Farid/rtr/afp/dpa

Editor: Ayu Purwaningsih