1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Theresa May Hadapi Mosi Kepercayaan di Partainya Sendiri

12 Desember 2018

Sedikitnya 100 anggota Partai Konservatif menyatakan dukungan kepada Theresa May. Tapi untuk memenangkan mosi, dia perlu sedikitnya 158 suara. Kalangan ekonomi menyatakan "sangat prihatin" dengan perkembangan ini.

https://p.dw.com/p/39wBa
Großbritannien Theresa May, Premierministerin
Foto: Getty Images/AFP/D. Leal-Olivas

Masa depan politik dan proses Brexit makin tidak tentu, setelah Perdana Menteri Inggris terpaksa menghadapi mosi kepercayaan di partainya sendiri, Partai Konservatif Inggris. Mosi kepercayaan itu akan dilangsungkan Rabu malam (12/12) antara pukul 18 dan 20 waktu setempat.

Untuk mengajukan mosi kepercayaan di partai Konservatif, sedikitnya 15 persen anggota dewan dari partai itu, yang saat ini seluruhnya berjumlah 315 orang, harus mengirim surat resmi kepada Graham Brady, ketua komisi yang bertugas untuk itu.

Kepada wartawan Graham Brady mengatakan Rabu pagi, dia sudah menerima sedikitnya 48 surat yang meminta mosi kepercayaan untuk menjatuhkan Theresa May dari kepemimpinan Partai konservatif.

"Jadi ambang batas 15 persen anggota parlemen Partai Konservatif yang meminta mosi tidak percaya sudah terlampaui", kata Graham Brady. Selanjutnya dia mengatakan, Partai Konservatif akan melaksanakan mosi itu antara pukul 6 dan 8 malam waktu Inggris. Hasilnya akan segera diumumkan.

Kritik keras dari partainya sendiri

Banyak anggota parlemen dari Partai Konservatif belakangan menyatakan kekecewaan, bahkan kemarahan, terhadap Perdana Menterinya. Sehingga Theresa May terpaksa membatalkan pemungutan suara tentang kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa di parlemen, yang tadinya akan diputuskan hari Selasa (11/12). Dia menyadari tidak akan mendapat mayoritas untuk kesepakatan itu.

PM Theresa May lalu mengadakan kunjungan ke para pemimpin Eropa, antara lain Kanselir Angela Merkel di Berlin, untuk meminta perubahan kesepakatan Brexit, sesuai tuntutan para pengeritiknya. Namun Uni Eropa berulangkali menegaskan, tidak ada negosiasi ulang tentang kesepakatan setebal hampir 600 halaman itu.

Theresa May sendiri hari ini memperingkatkan, "pergantian kepemimpinan di Partai Konservatif pada saat ini akan menjadi resiko besar bagi masa depan negeri ini". Dia mengatakan, melengserkan dia kemudian memilih pemimpin yang baru, adalah proses yang bisa berlangsung berminggu-minggu dan akan melumpuhkan pemerintahan. Itu berarti proses Brexit juga akan tertunda lagi, atau malah terhenti.

Theresa May membatalkan kunjungan ke Irlandia dan pertemuan dengan Perdana Menteri Leo Varadkar yang tadinya dijadwalkan untuk hari ini.

Kalangan ekonomi "sangat prihatin"

Ketidakpastian politik membuat kalangan ekonomi di Inggris resah. Direktur Kamar Dagang Inggris Adam Marshall mengatakan, para politisi seharusnya sadar tentang dampak "pertaruhan tingkat tinggi" mereka dengan perekonomian Inggris.

"Pada momen terpenting ini bagi perekonomian Inggris sejak beberapa dekade, tidak dapat diterima bahwa para politisi di Westminster memilih untuk fokus pada diri mereka sendiri, bukannya pada kepentingan negara," kecamnya. Dia mengatakan kalangan bisnis "sangat prihatin" dan "sangat kecewa" dengan perkembangan terakhir dan mosi kepercayaan yang akan berlangsung Rabu malam.

Ketua Federasi Usaha Kecil Mike Cherry mengatakan, krisis politik saat ini "sangat membebani" para pengusaha kecil dan kalangan wiraswasta.

Untuk memenangkan mosi kepercayaan Partai Konservatif, Theresa May perlu sedikitnya 158 suara. Jika gagal, dia harus mundur dari jabatan Ketua Umum. Partai Konservatif yang saat ini memimpin pemerintahan lalu akan memlihi ketua yang baru, yang otomatis akan menjadi Perdana Menteri baru Inggris.

hp/vlz (rtr, ap, afp)