1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tibet Warisi Gen dari Manusia Punah

Will Dunham (rtr)6 Juli 2014

Bagaimana warga Tibet bertahan hidup di daratan tinggi, dengan kondisi rendah oksigen yang bagi banyak orang sulit bisa bertahan? Mereka mungkin telah menerima bantuan dari sumber yang tak terduga.

https://p.dw.com/p/1CVqY
Foto: Reuters

Para ilmuwan mengatakan, banyak orang Tibet memiliki varian gen yang membawa oksigen dalam darah yang mungkin diwarisi dari jenis manusia "tak dikenal" yang sudah punah yang kawin-mawin dengan spesies kita puluhan ribu tahun yang lalu.

Hal ini memungkinkan warga Tibet berfungsi dengan baik dalam kadar oksigen rendah pada ketinggian atas 4.500 meter seperti luas dataran tinggi Cina barat daya. Orang-orang tanpa varian ini akan cenderung mengalami pengentalan darah, yang menyebabkan tekanan darah tinggi, serangan jantung dan stroke. Di samping itu, bayi lahir dengan berat badan rendah dan angka kematian bayi lebih tinggi.

Berbeda dari manusia kini

Versi gen EPAS1 hampir identik dengan salah satu ditemukan pada Denisovan, sebuah garis keturunan yang terkait dengan Neanderthal, tetapi sangat berbeda dari jenis manusia sekarang ini.

Denisovan dikenal bertulang jari tunggal dan memiliki dua gigi. Peninggalan jenis ini ditemukan di sebuah gua di Siberia. Tes DNA pada tulang berusia 41.000 tahun ini menunjukkan jenis Denisovan berbeda dari spesies manusia kini dan Neanderthal.

"Temuan kami menunjukkan, tampaknya pertukaran gen melalui perkawinan dengan spesies punah lebih penting bagi evolusi manusia, daripada yang diperkirakan sebelumnya," kata Rasmus Nielsen, seorang profesor biologi komputasi di Universitas California, Berkeley dan Universitas Kopenhagen, yang studinya dimuat dalam jurnal Nature.

Genom manusia kini berisi fragmen genetik dari sisa organisme, seperti virus serta spesies seperti Neanderthal, yang bersilang dengan manusia modern. Para peneliti menyebut studi mereka adalah yang pertama yang menunjukkan, bahwa gen dari spesies manusia kuno telah membantu manusia modern menyesuaikan diri dengan kondisi kehidupan yang berbeda.

"Seperti pertukaran gen dengan spesies lain, mungkin sebenarnya membantu manusia beradaptasi dengan lingkungan baru yang dihadapi, karena mereka menyebar keluar dari Afrika dan ke seluruh dunia," kata Nielsen.

Asan Ciren, seorang peneliti genomik di Cina menambahkan, "Hubungan genetik atau hubungan darah antara manusia modern dan hominin kuno adalah topik hangat saat ini di bidang paleoantropologi."

Dari Afrika ke jalur Cina

Para peneliti mengatakan manusia modern awal keluar dari Afrika dan berkawin-mawin dengan Denisovan di Eurasia hingga ke jalur Cina. Keturunan mereka meninggalkan persentase kecil dari DNA Denisovan.

Studi genetik menunjukkan hampir 90 persen dari orang Tibet memiliki varian gen dataran tinggi, sama halnya dengan sekelompok kecil warga suku Han, Cina, yang berbagi nenek moyang yang sama dengan Tibet.

Para peneliti melakukan penelitian genetik pada 40 suku Tibet dan 40 suku Han Cina dan melakukan analisis statistik yang menunjukkan, bahwa varian gen mereka hampir pasti diwariskan dari Denisovans.

Protein pembawa oksigen

Gen mengatur produksi hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen. Ketika tingkat oksigen turun, rangsangan timbul untuk memproduksi hemoglobin dalam jumlah lebih banyak.

Pada ketinggian di atas 4.000 meter, bentuk gen yang umum meningkatkan hemoglobin dan produksi sel darah merah dalam jumlah berlebihan, sehingga menyebabkan efek samping yang berbahaya. Sedangkan varian pada orang Tibet hanya menambah sedikit jumlah produksi hemoglobin, sehingga orang Tibet tidak terkenal efek sampingan.