1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tidak Ada Yang Baru Dalam Penyampaian Visi dan Misi

30 Maret 2019

Sampai sesi penyampaian visi dan misi, tidak ada hal baru dalam debat pilpres ke-empat. Prabowo mengatakan korupsi sudah sampai tahap yang parah. Jokowi menyatakan akan melakukan politik luar negeri "bebas dan aktif".

https://p.dw.com/p/3Fw9h
Indonesien | TV-Debatte der Präsidentschaftskandidaten Widodo und Subianto
Foto: Reuters/W. Kurniawan

Prabowo mengenakan stelan jas hitam, peci hitam, kemeja putih dan dasi. Sedangkan Joko Widodo tampil dengan celana hitam dan kemeja putih tanpa dasi maupun peci. Setelah duduk di kursinya, Jokowi tampak langsung melipat lengan bajunya hingga sebatas siku. Cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin juga hadir, sementara Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno tidak datang ke lokasi debat melainkan melakukan nobar  bersama pendukungnya di tempat lain.

"Saya berpandangan korupsi sudah dalam keadaan yang sangat parah", kata Prabowo yang mendapat giliran pertama menyampaikan visi dan misi. Di bidang keamanan dan pertahanan, dia mengatakan anggaran pertahanan saat ini terlalu kecil dan berjanji akan meningkatkannya. "Kita akan meningkatkan anggaran." Dalam hubungan internasional, Prabowo mengusung motto: "Seribu kawan, terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak." Dia berjanji akan menjaga hubungan baik dengan negara lain, "tapi yang utama membela rakyat", tambahnya.

Jokowi dalam pemaparan visi dan misinya fokus pada perkembangan teknologi digital. "Ke depan dibutuhkan pemerintahan wlan, digital, melayani. Sebab itu diperlukan reformasi dalam pelayanan publik lewat elektronik", katanya. Di bidang keamanan dibutuhkan, peningkatan kualitas SDM dan TNI, terutama dalam penguasaan teknologi cyber. "Karena ke depan, perangnya adalah perang teknologi". Di bidang politik luar negeri, Jokowi tidak membeberkan hal baru, hanya menyatakan bahwa di tengah ketidakpastian hubungan internasional, pemerintahnya tetap akan menjalankan politik yang bebas dan aktif. (hp/vlz)