1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tim Pengamat PBB Mulai Bertugas di Suriah

16 April 2012

Kontingen pertama Tim Pengamat PBB terdiri dari enam orang sudah memulai tugasnya memantau gencatan senjata di Suriah. Penentang rezim dan pembela hak asasi melaporkan terus berkobarnya pertempuran..

https://p.dw.com/p/14elt
Foto: Reuters

Pertempuran di Suriah terus berkobar, walaupun enam orang pengamat dari PBB yang merupakan kontingen pendahulu yang dipimpin kolonel Ahmed Himmiche dari Marokko telah memulai tugasnya di ibukota Damaskus Senin (16/4). Kelompok monitoring hak asasi nanusia di Suriah melaporkan, bombardemen dua distrik, al-Khaldiyeh dan Bayyada di kota kubu pemberontak Homs terus berlangsung.

Kalangan oposisi melaporkan di kota Idlib pertempuran sengit antara pasukan pro-rezim Bashar al Assad melawan pasukan desersi terus berkobar. Juga dari kota Hama dilporkan masih berlangsungnya aksi kekerasan. Akibat pertempuran dan gempuran pasukan pemerintah hari Senin (16/4) sedikitnya 17 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 50 terluka.

Syrien erneute Kämpfe in Homs
Homs terus digempurFoto: dapd

Mengawasi gencatan senjata

Kontingen pertama tim pengawas PBB yang dipimpin kolonel Himmiche, terutama hendak mempersiapkan logistik bagi kedatangan sisa tim pengamat lainnya, yang akan berjumlah seluruhnya 30 orang. Tim pengamat PBB tidak bersenjata itu, akan menjalin kontak dengan pemerintahan Bashar al Assad serta kelompok oposisi, untuk menginfornasikan secara rinci, tugas para pengamat PBB yang terutama hendak mengawasi kesepakatan gencatan senjata.

Namun di hari pertama kedatangan kontingen pendahulu tim pengawas PBB Minggu (15/4), pemerintah Suriah sudah melakukan upaya intimidasi dan membatasi ruang geraknya. "Pemerintah Suriah bertanggung jawab atas keamanan para pengamat PBB, karena itu mereka harus bekerjasama dengan kami," kata penasehat Assad, Buthaina Shaaban kepada para wartawan di Damaskus. Selain itu pimpinan Suriah mengklaim hak ikut menentukan komposisi anggota tim pengawas PBB.

Pengawasan gencatan senjata dan penarikan pasukan pro-Assad dari sejumlah kota, merupakan bagian dari enam poin rencana perdamaian yang diajukan utusan khusus PBB dan Liga Arab, Kofi Annan.

Rencana resolusi PBB yang kedua

Ban Ki-moon und Jose Manuel Barroso
Ban Ki-moon dan Jose Manuel Barroso imbau ditaatinya gencatan senjata.Foto: dapd

Setelah Dewan Keamanan mencapai kesepakatan dengan suara bulat (14/4) untuk mengirim tim pengamat beranggotakan 30 orang ke Suriah, PBB kini merancang resolusi kedua. Jurubicara Kofi Annan mengatakan, resolusi kedua yang diharapkan dapat disepakati hingga akhir pekan ini, merencanakan pengiriman hingga 250 orang tim pengamat ke Suriah, termasuk para pakar hak asasi manusia.

Sementara itu, Sekjen PBB Ban Ki Moon setelah pertemuan dengan presiden Komisi Uni Eropa, Jose Manuel Barroso di Brussel Senin (16/4) menyerukan kepada para pihak yang bertikai di Suriah, untuk mentaati kesepakatan gencatan senjata. "Perkembangannya sangat tidak stabil", kata Ban. "Setiap insiden kecil sekalipun dapat menggagalkan proses perdamaian", tambahnya.

Barroso juga mengimbau pemerintah di Damaskus, untuk menghormati dan melaksanakan sepenuhnya rencana perdamaian dari Kofi Annan.

Agus Setiawan (afp,dpa,rtr)

Editor : Marjory Linardy