1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tingginya Angka Kemiskinan Akibat Biaya Pengobatan

23 November 2010

Awal pekan ini, Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyampaikan laporannya mengenai biaya pembiayaan sistem pelayanan kesehatan.

https://p.dw.com/p/QGHn
Logo WHO

100 halaman dibutuhkan Organisasi Kesehatan Dunia WHO untuk merangkum masalah terpenting dan penyelesaian problem biaya perawatan kesehatan. Sebuah pemahaman umum, baik untuk negara-negara seperti Afrika Tengah, yang tingkat harapan hidup warganya mencapai 48 tahun, dengan anggaran biaya kesehatan per tahun per orang sebesar 55 dollar AS, sampai negara-negara maju seperti di Swiss, yang tingkat harapan hidupnya mencapai 80 tahun, dengan anggaran kesehatan per orang per tahun sekitar 4300 dollar AS. Demikian diungkapkan direktur jendral WHO, Margareth Chan mengenai masalah kesehatan di 193 negara anggota WHO:

„Setiap negara di semua tingkatan pembangunan dapat segera mengambil langkah di bidang pelayanan kesehatan pada umumnya dan mempertahankan pencapaiannya. Negara-negara yang mengadopsi kebijakan yang tepat dapat memperbaiki pelayanan kesehatannya dan dapat melindungi diri dari resiko keuangan, tidak peduli seberapapun besar anggarannya.“

Armut in Afrika Obdachloser in Äthiopien
Jangankan berobat, untuk berteduhpun tak ada ruang (Gelandangan di Etiopia)Foto: AP

Chan terkenal blak-blakan, namun kali ini dia menahan diri dalam mengomentari kebijakan politik di bidang kesehatan masing-masing negara anggota WHO. Tak ada komentar yang disampaikan terkait reformasi kesehatan baru-baru ini dilakukan di Jerman maupun kebijakan asuransi kesehatan yang diusulkan pemerintahan Barack Obama. Namun ia dengan jelas menekankan tuntutan secara spesifik yang berlaku bagi negara-negara anggota WHO. Tuntutan ini terdengar berbeda dengan yang berlaku di tahun-tahun sebelumnya di banyak negara barat:

„Pembayaran langsung selama perawatan kesehatan tidak menawarkan perlindungan dari menurunnya kinerja, justru sebaliknya. Mereka menjauhkan orang miskin dari hak layanan dasar kesehatan. Dan mereka mendorong orang-orang memperoleh pengobatan, jatuh di bawah garis kemiskinan.“

Armut in Argentinien
Kemiskinan di ArgentinaFoto: AP

Dalam laporan WHO disebutkan pelayanan kesehatan yang lebih baik hanya mungkin terjadi apabila sistem kesehatan diorganisasikan berdasarkan solidaritas, dalam arti semua warga mendapatkan akses kesehatan yang sama, terlepas berapapun pendapatan mereka. Selama ini 20 hingga 40 persen uang tersia-sia dalam sistem kesehatan. Untuk menjamin pelayanan kesehatan, termasuk di negara-negara miskin, maka mereka harus dibantu dengan penyediaan biaya. Menteri Bantuan Pembangunan Jerman, Dirk Niebel menjamin bahwa Jerman tetap memberikan kontribusinya untuk membiayai program kesehatan internasional:

„Kami mengritik, yang menurut saya benar mengenai tingginya fragmentasi organisasi yang berbeda-beda. Dan ini juga merupakan alasan, mengapa di samping bekerjasama dengan organisasi multilateral, kami juga membangun kerjasama bilateral. Kami yakin, bahwa kami memiliki kompetensi yang luar biasa dalam memberikan bantuan, dan mengimplementasikan sistem kesehatan sepenuhnya.“

Sejauh ini Margareth Chan belum berani menyatakan apakah sasaran pembangunan milenium MDG di bidang kesehatan dapat tercapai. Jumlah pengidap TBC dan malaria menurun, demikian pula program imunisasi telah menurunkan tingkat angka kematian anak-anak. Juga dalam memerangi virus HIV/AIDS terdapat laporan keberhasilan. Anggota PBB menjanjikan akan menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga 75 persen dan sedangkan kematian anak diturunkan hingga dua pertiganya, dan juga akan menghentikan penyebaran virus HIV/AIDS.

Matthias Bölinger/ Ayu Purwaningsih

Editor : Agus Setiawan