1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hercules Bekas, Hercules Kandas

1 Juli 2015

Pesawat Hercules TNI lagi-lagi jatuh dari langit dan menelan ratusan korban jiwa. Saat desakan modernisasi sistem alutsista menguat, Indonesia malah keburu membeli Hercules bekas dari Australia.

https://p.dw.com/p/1Fr76
Indonesien Air Force Hercules C130
Foto: picture-alliance/EPA/B. Indahono

TNI Udara punya daftar panjang kecelakaan penerbangan yang merenggut puluhan hingga ratusan korban jiwa. Tapi apa yang terjadi di Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6) lalu boleh jadi dicatat sebagai kecelakaan terbesar dalam sejarah angkatan udara.

Hingga berita ini diturunkan sudah lebih dari 140 orang meninggal dunia. Kebanyakan warga sipil keluarga TNI. Yang lain adalah awak pesawat, serdadu dan penumpang biasa yang membayar untuk bisa terbang.

Pesawat Hercules C130 buatan Lockheed Martin itu jatuh setelah cuma dua menit mengudara. Pilot sempat mengisyaratkan bakal kembali ke pangkalan. Tapi apa daya, Hercules yang sudah berusia 50 tahun itu gagal mendarat.

Jokowi Perintahkan Perombakan

Menyusul peristiwa naas tersebut Presiden Joko Widodo memerintahkan Kementerian Pertahanan untuk memeriksa kondisi armada udara TNI. "Evakuasi korban pesawat Hercules harus diutamakan. Selanjutnya evaluasi usia pesawat dan alutsista," ujar Presiden Joko Widodo melalui akun Twitternya.

Presiden menilai peristiwa tragis ini adalah "momentum," buat merombak "manajemen alutsista TNI dan mengubah sistem pengadaannya." Ia juga berjanji bakal mendorong modernisasi sistem persenjataan dengan menggandeng industri dalam negeri.

TNI AU saat ini diperkirakan memiliki 23 unit pesawat Hercules. Dari jumlah itu cuma segelintir yang layak terbang. Sementara sisanya terpaksa dikandangkan lantaran usia dan ketiadaan suku cadang.

Ironisnya Indonesia sudah keburu membeli Hercules bekas dari Australia.

Hercules Bekas dari Australia

Tahun 2013 silam pemerintahan RI di bawah Susilo Bambang Yudhoyono membeli lima pesawat Hercules C130H bekas dari Militer Australia. Sebagai tambahan Canberra menghibahkan empat pesawat serupa buat TNI. Sejauh ini baru satu pesawat yang telah diterima.

Pertengahan Juni lalu perusahaan AS, Kellstrom Defense Aerospace, ditunjuk buat menangani pemindahan pesawat yang telah berusia 37 tahun tersebut. Kellstrom yang memasok sukucadang buat Lockheed Martin itu, akan terlibat dalam peremajaan semua armada C130 milik TNI AU. Namun begitu belum jelas kapan program modernisasi tersebut akan berjalan.

TNI sejauh ini telah kehilangan empat pesawat Hercules C130. Terakhir 2009 silam pesawat tersebut jatuh menimpa desa di dekat Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun. Tercatat 97 orang, termasuk awak dan penumpang pesawat, meninggal dunia.

Menyusul kecelakaan di Medan, Angkatan Udara terpaksa mengandangkan semua armada Hercules hingga investigasi tuntas. "Kecelakaan ini menunjukkan kita harus memperbaharui pesawat dan persenjataan militer," kata Pramono Anung, PDIP.

rzn/vlz (afp,dpa,rtr)