1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tokoh Papua Kecam Serangan Polri di Desa Alguru

13 Juli 2018

Operasi keamanan Polri di Kabupaten Nduga pasca insiden Pilkada yang menewaskan tiga orang mendulang kecaman dari tokoh Papua. Terutama serangan helikopter terhadap desa Alguru diklaim memaksa warga desa mengungsi.

https://p.dw.com/p/31N0F
Indonesien Timika - Dorfbewohner vor indonesischen Rebellen in Sicherheit gebracht
Foto: picture-alliance/AP/dpa/A. Vembrianto


Tokoh Papua mengecam operasi keamanan yang digelar TNI dan Polri terhadap kelompok separatis lantaran membahayakan keselamatan warga desa. Yairus Gwijangge, Bupati Nduga, mengatakan aparat keamanan melepaskan tembakan dari helikopter ke arah desa Alguru pada Rabu (11/7) karena diduga dijadikan tempat persembunyian gerilayawan Papua merdeka.

"Syukurlah tidak ada laporan timbulnya korban jiwa. Tapi kami menyesalkan bahwa TNI/Polri tidak memperingatkan kami terlebih dahulu sebelum melancarkan serangan", kata Gwijangge kepada Associated Press.

"Serangan ini menyebabkan panik di kalangan warga desa," imbuhnya sembari menambahkan ia telah melayangkan surat protes kepada TNI dan Polri. "Pasukan harus ditarik mundur," tukas Gwijangge.

Eskalasi kekerasan di Kabupaten Nduga meningkat dalam dua pekan terakhir, setelah serangan kelompok bersenjata terhadap helikopter polisi yang menewaskan tiga orang selama penyelenggaraan Pilkada Serentak 2018. Sebuah faksi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, TPN, mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut.

Sebagai balasan kepolisian mengirimkan 100 personil keamanan untuk memburu gerilayawan separatis di Kabupaten Nduga.

Yunus Wonda, Ketua DPRD Papua dari Partai Demokrat, mengecam operasi keamanan di Nduga dan meminta pemerintah menarik mundur pasukan TNI/Polri dari desa Alguru. Sebagian warga desa, kata Wonda, mengalami "trauma."

Kapolres Jayawijaya, Yan Pieter Reba, mengatakan aparat keamanan hanya bereaksi terhadap serangan yang dilakukan kelompok bersenjata. "Kondisi ini memaksa kepolisian mengambil langkah penegakan hukum untuk memburu dan menangkap pelaku," ujarnya. Ia membantah laporan media lokal bahwa polisi menggunakan empat helikopter dalam serangan di Alguru.

Menurut Yan Pieter helikopter kepolisian hanya diturunkan untuk "membuka jalan" bagi pengiriman bahan pangan dan amunisi untuk aparat keamanan.

Sementara itu Wakil Bupati Nduga, Wentius Nimiangge, mengatakan serangan kepolisiantidak bisa dibenarkan. Kepada kantor berita Antara ia mengklaim hingga kini jatuhnya korban jiwa belum bisa diverifikasi karena banyaknya warga desa yang mengungsi lantaran mengkhawatirkan keselamatannya.

rzn/as (ap, tabloidjubi, suarapapua)