1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tony Blair Lakukan Pembaruan Senjata Nuklir

15 Maret 2007

Keputusan yang dianggap dapat mengancam perjanjian internasional nonproliferasi.

https://p.dw.com/p/CP84
Uji coba rudal Trident, Oktober 2005 lalu
Uji coba rudal Trident, Oktober 2005 laluFoto: picture-alliance/ dpa

Pada akhir rapat 14 Maret, Perdana Menteri Inggris Tony Blair mewujudkan rencana modernisasi sistem senjata nuklir bawah laut Trident dengan persetujuan partai oposisi. David Cameron, pemimpin kubu oposisi mengatakan: "Karena Perdana Menteri mendapat dukungan dari partai konservatif, kami dapat bekerja sama dalam kepentingan nasional.“

Kalimat Cameron tersebut seperti menyentuh luka Partai Buruh. Rapat pengumpulan suara Rabu (14/03) menghasilkan 409 suara setuju dan 161suara tidak setuju. Tapi para pengamat memperkirakan, sekitar 90 suara tidak setuju berasal dari anggota parlemen wakil Partai Buruh. Akibat protes dari berbagai departemen, tiga anggota parlemen mengundurkan diri, di antaranya adalah Wakil Ketua Fraksi Partai Buruh Nigel Griffiths

“Kita memimpin dunia berkampanye bagi perlindungan iklim, mewujudkan Protokol Kyoto, kita berada di depan dalam memerangi kemiskinan global. Kita sekarang harus berjuang dalam memusnahkan senjata nuklir dan menjadi contoh yang baik.” Demikian dinyatakan Griffiths.

Kubu oposisi dari Partai Demokrat Liberal juga menuding Blair memaksakan keputusan jangka panjang dan mengancam konferensi internasional nonproliferasi senjata nuklir tahun 2010 mendatang. Blair menyangkal tudingan itu dan berargumentasi keputusan jangka panjang Inggris harus dilakukan jauh sebelumnya, “Saya pikir kita sudah benar untuk mengambil keputusan memulai pembaruan kapal selam bersenjata nuklir. Itu penting bagi keamanan Inggris di tengah situasi dunia yang tidak menentu saat ini.”

Blair ingin memperkuat isyarat dalam kebijakan politik luar negeri dengan pesan, Inggris tetap mempertahankan senjata nuklirnya dan dengan begitu tetap menjadi pelaku utama dalam politik dunia. Tapi pemungutan suara mengenai kapal selam nuklir Trident juga menunjukkan kelemahan Blair dalam politik dalam negerinya. Ini untuk kedua kalinya Blair mendapat dukungan Partai Konservatif. Sebelumnya, Blair mendapat dukungan Partai Konservatif mengenai kebijakan Perang Irak. Tony Blair berseteru dengan kandidat perdana menteri berikutnya dari Partai Buruh, yakni Menteri Keuangan Gordon Brown. Perseteruan itu menjadi pertanda perpecahan Partai Buruh.

Seorang pengunjuk rasa di depan Gedung Parlemen berpendapat: "Opini publik Inggris berubah di tahun-tahun belakangan ini. Selama perang dingin senjata nuklir memang diperlukan. Tapi sekarang perang dingin telah usai. Ancaman keamanan telah berubah. Sekarang rakyat Inggris menentang kepemilikan senjata nuklir."