1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Sekitar 5000 Orang Masih Belum Ditemukan

8 Oktober 2018

Hampir 2.000 jenazah telah ditemukan di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah sejak bencana gempa dan tsunami. Diperkirakan jumlah korban tewas masih akan meningkat, mengingat masih ribuan orang yang dinyatakan hilang.

https://p.dw.com/p/3694A
Indonesien Aufräumarbeiten nach Erdbeben in Palu
Foto: Reuters/A. Perawongmetha

Jumlah korban tewas akibat bencana di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah telah mencapai 1.944 orang, kata Kepala Penerangan Kodam XIII, Kolonel Inf. Muh. Thohir.

"Jumlah itu diperkirakan akan meningkat, karena kami belum menerima perintah untuk menghentikan pencarian jenazah," ujar Kolonel Inf. Thohir, yang juga anggota gugus tugas darurat resmi pemerintah Palu, kepada AFP, hari Senin (08/10).

Pihak berwenang mengatakan sebanyak 5.000 orang diperkirakan hilang di dua daerah yang dilanda bencana itu sejak 28 September lalu. Oleh sebab itu diduga  jumlah korban tewas jauh lebih banyak daripada jumlah korban saat ini.

Pencarian akan dihentikan Kamis depan

Harapan untuk menemukan korban selamat memudar. Pencarian orang-orang yang selamat di tengah puing-puing  berubah menjadi pengumpulan dan penghitungan angka kematian.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan pencarian resmi akan berlanjut hingga 11 Oktober mendatang. Mereka yang masih belum ditemukan diduga sudah meninggal dunia.

Seorang warga bernama Gopal, yang bibi dan pamannya hilang, membersihkan puing-puing hari Senin (08/10). Ia menyadari hanya beberapa hari waktu yang tersisa untuk menemukan orang-orang yang dicintainya.

"Bahkan jika mereka (tim pencari) berhenti mencari, kami masih akan mencoba menemukan mereka sendiri," kata pria berusia 40 tahun itu di Balaroa, salah satu kawasan yang paling terpukul.

 Tim ekskavator dan penyelamat menyisir Balaroa pada hari Senin (08/10), di mana kompleks perumahan pemerintah mengalami kerusakan masif akibat bencana.  

Pangungsi masih kesulitan dapat pasokan

Para pejabat mengatakan sebanyak 5.000 orang diduga masih terkubur di Balaroa dan Petobo. Tanah di desa Petobo berubah jadi pasir hisap, sebuah proses yang dikenal sebagai likuifaksi- ketika getaran dari gempa berkekuatan 7,5 Skala Richter menghantam.

Pengungsi masih mengalami kesulitan makanan dan air bersih.  Helikopter telah mengalirkan pasokan ke masyarakat yang lebih terisolasi di luar Palu, di mana tingkat kerusakan masih belum jelas sepenuhnya. Palang Merah mengatakan telah merawat lebih dari 1.800 orang di klinik medis.

Sementara itu anak-anak sudah mulai kembali ke sekolah untuk membersihkan ruang kelas mereka sekaligus pendataan ulang jumlah siswa.

ap/ts (ap/dpa/rtr)

Panggilan Nurani, Kumpulkan Para Relawan di Palu