1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Trauma Korban Tragedi Love Parade

Wolfgang Dick (vlz/rzn)25 Juli 2015

Seharusnya Love Parade menjadi pesta musik techno terbesar di Jerman. Tapi 24 Juli 2010 akan diingat sebagai tragedi. 21 orang tewas saat berdesakan dengan massa. Masih banyak korban selamat yang trauma hingga sekarang.

https://p.dw.com/p/1G4DJ
Foto: Imago/biky

Menjelang peringatan lima tahun tragedi Love Parade, seorang pria duduk berjam-jam beberapa meter dari sebuah tangga. Ia tidak bisa mendekat ke tangga tersebut. Gregor adalah seorang paramedis yang datang ke Love Parade untuk berpesta. Tapi pada akhirnya, ia harus turun tangan membantu para korban.

Gregor berusaha melakukan reanimasi kepada seorang gadis muda, tapi ia meninggal dalam pelukannya. Hingga kini, Gregor masih mengalami trauma sehingga ia tidak bisa kembali bekerja sebagai paramedis.

Sampai sekarang, Gregor tidak memiliki pekerjaan baru. Ia kehilangan apartemennya dan istrinya meninggalkannya. "Saya terpikir untuk bunuh diri", kisah Gregor. Ia menambahkan, beberapa orang yang ia kenal benar-benar bunuh diri setelah tragedi Love Parade.

Orangtua gadis muda yang meninggal banyak menolong Gregor. Mereka berterimakasih dan mengatakan ia telah melakukan hal yang maksimal dan apa yang terjadi bukanlah salahnya. "Ini memberi saya kekuatan," ujar Gregor.

Hal yang membuatnya marah adalah kenyataan bahwa lima tahun setelah insiden tersebut, proses hukum masih berjalan.

Pengacara bagi keluarga dari 21 korban yang tewas dan korban yang selamat telah berseteru dengan pihak tergugat. 4000 saksi mata, 1000 video rekaman insiden, dan pendapat para pakar yang berbeda-beda telah dilihat dan didengar di pengadilan.

Namun, hingga kini koordinator acara yang memilih lokasi dan kebanyakan stafnya tidak diadili. Pengadilan juga tidak menyeret walikota Duisburg yang dulu bersikeras menggelar Love Parade di kotanya setelah ibukota Berlin menolak.