1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Trump Memuji “Hubungan Baik” AS-Filipina

13 November 2017

Presiden AS Donald Trump menyatakan dia memiliki "hubungan baik" dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Kedua pemimpin terlihat akrab ketika bertemu di Filipina.

https://p.dw.com/p/2nWGB
	
Philippinen ASEAN Gipfel in Manila
Foto: Reuters/J. Ernst

Presiden AS Donald Trump berkunjung ke Filipina, stasiun terakhir kunjungan perdananya ke lima negara Asia selama 13 hari. Trump memuji Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan "hubungan baik" AS-Filipina.

Trump dan Duterte mengadakan serangkaian pertemuan hari Minggu malam (12/11) dan Senin pagi (13/11). Trump antara lain menghadiri pertemuan puncak ASEAN dan East Asia Summit.

"Kami memiliki hubungan yang baik, ini sangat berhasil," kata Trump kepada Duterte dalam sambutan pembukaan pada pertemuan mereka. Trump memuji Duterte atas pengorganisasian pertemuan puncak itu dan mengatakan: "Saya sangat menikmati berada di sini."

Kelompok HAM tuntut Trump tak ketemu Duterte

Kelompok hak asasi manusia sebelumnya menuntut Trump untuk mengakhiri perjalanannya di Asia dengan sebuah pernyataan keras terhadap kebijakan perang terhadap narkoba yang dilancarkan Duterte, yang telah menewaskan ribuan orang yang dicurigai terlibat kejahatan narkotika.

Donald Trump, Rodrigo Duterte, Nguyen Xuan Phuc
Presiden AS Donald Trump (tengah) dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kanan) terlihat akrab di KTT ASEANFoto: picture-alliance/dpa/A. Harnik

Duterte memenangkan pemilu presiden tahun lalu setelah berjanji untuk membasmi kejahatan narkotika. Sejak dia menjabat presiden, polisi mencatat 3.967 orang tewas dalam operasi anti narkotika, sementara ribuan kasus kematian lainnya terkait operasi anti narkoba masih belum tuntas diusut.

Ratusan demonstran berkumpul di Manila hari Senin untuk memprotes Trump dan Duterte. Mereka disambut oleh polisi anti huru hara dan semprotan meriam air. Banyak warga Filipina mendukung Duterte karena percaya bahwa dia mengambil tindakan yang diperlukan untuk memerangi kejahatan narkotika. Namun kelompok hak asasi manusia memperingatkan, kebijakan Duterte melanggar hak asasi.

Polisi dituding langgar HAM

Amnesty International menuduh polisi Filipina ikut memburu dan menembak mati orang-orang yang tidak bersalah dan menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh pecandu narkoba. Namun presiden Duterte membantah hal itu dan menegaskan, dia tidak pernah memerintahkan polisi untuk melanggar hukum.

Walau begitu kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa polisi mengikuti desakan Duterte untuk melakukan pembunuhan ilegal. Mereka juga mengecam pernyataan Duterte di Konferensi APEC, bahwa dia pernah membunuh orang.

Philippinen ASEAN Gipfel in Manila
Protes anti Trump di ManilaFoto: Getty Images/AFP/T. Aljibe

"Pada usia 16, saya sudah membunuh seseorang, yang gaduh dan mau menikam. Saya baru berusia 16 tahun," kata Duterte menegaskan.

Hubungan AS Filipina kembali "mesra"

Hubungan antara Filipina dan Amerika Serikat sempat memburuk pada pemerintahan Presiden Obama. Duterte tahun lalu mendeklarasikan "pemisahan" diri Filipina dari Amerika Serikat.

Tapi Trump lewat percakapan telepon bulan April lalu mengatakan kepada Duterte, bahwa dia melakukan "pekerjaan baik". Hubungan diplomatik kedua negara mulai mencair.

"Kami adalah sekutu Anda. Kami adalah sekutu yang penting," kata Duterte pada hari Senin.

Duterte dan Trump duduk berdampingan pada acara jamuan makan pada hari Minggu (12/11). Kedua pemimpin negara itu terlihat tersenyum dan mengobrol dengan akrab.

hp/as (afp/rtr)