1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tunisia Segera Umumkan Kabinet Baru

16 Januari 2011

Hari Minggu kemarin (16/01), selain pengumuman akan pembentukan kabinet baru, berita tentang serangkaian aksi tembak menembak di ibukota Tunis juga kerap terdengar.

https://p.dw.com/p/zyS6
Foto: AP

Perdana Menteri Tunisia Mohammed Ghannouchi mengatakan, susunan pemerintahan Tunisia yang baru akan diumumkan hari Senin ini. Satu hal yang sudah pasti, kabinet tersebut tidak melibatkan partai yang bersekutu dengan presiden yang digulingkan Zine al Abidin Ben Ali. Hal ini dikatakan Maya Jribi, sekjen Partai Demokratik Progresif usai bertemu dengan perdana menteri Mohammed Ghannouchi. Hari Minggu kenarin (16/01), Ghannouchi bertemu dengan pimpinan partai-partai besar oposisi. Jribi menambahkan, pemerintahan baru akan terdiri dari perwakilan gerakan Ettajdid, PDP, FDTL dan tokoh-tokoh independen.

Tidak lama setelah laporan tersebut dilansir oleh kantor-kantor berita internasional, muncul kabar dari saksi mata tentang aksi tembak-menembak antara pasukan khusus militer Tunisia dengan sisa sisa anggota pasukan keamanan Ben Ali di dekat istana presiden di ibukota Tunis. Pimpinan pasukan keamanan Ben Ali, Ali Soriati, telah berada dalam tahanan. Sebelumnya, juga terdengar tembakan di dekat gedung kementrian dalam negeri yang dikatakan menewaskan dua orang penembak jarak jauh.

Usaha pemulihan keamanan di Tunisia terus dilakukan oleh militer yang berpatroli di jalanan. Tank-tank militer masih terlihan di jalan-jalan utama kota Tunis. Begitu juga helikopter militer yang mengawasi dari udara. Kondisi darurat yang ditetapkan Jumat lalu (14/01), diturunkan dengan hanya menetapkan jam malam. Foued Mbazaa yang telah ditunjuk menjadi presiden masa transisi Tunisia juga menghimbau warganya untuk berpikiran positif. "Saya memohon kepada Anda semua untuk turut menjaga kepentingan nasional dan keamanan, serta menegakkan hukum dan peraturan untuk melindungi kepemilikan umum dan pribadi supaya perdamaian dan ketenangan bisa kembali terwujud bagi semua warga kami."

Di banyak wilayah, penduduk setempat dengan sendirinya turut berpatroli untuk mencegah serangan terhadap kendaraan, rumah dan perkantoran. Penjarahan juga dikabarkan semakin berkurang. Warga Tunisia masih khwatir akan terjadinya perang saudara atau, bahwa setelah pemilihan umum tetap tidak terjadi pergeseran kekuasaan yang sesungguhnya. Karena bagaimana pun juga elit lama masih cukup berkuasa. Meski demikian, suasana bahagia setelah kejatuhan rezim Ben Ali masih menguasai sebagian besar penduduk Tunisia. Seorang pria mengatakan, "Kami semua bekerja sama untuk membuka jalan menuju tahapan berikutnya dimana kami akan mulai membereskan kerusakan dan orang-orang mulai merasa tenang kembali." Sikap optimis juga dinyatakan oleh warga yang lain. "Hari ini saya memandang Tunisia dengan cara yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Dulu kami saling takut satu sama yang lain. Tetapi kini kami bersatu. Kami berhasil mengalahkan rezim yang korup."

Dunia internasional juga menyambut pergantian kekuasaan di Tunisia. Menteri luar negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengatakan, terkesan dengan pernyataan perdana menteri dan presiden sementara Tunisia yang bersedia bekerja sama dengan warganya dari seluruh spektrum politik dan masyarakat sipil untuk membangun pemerintahan yang benar-benar mewakili rakyat negara itu. Selain itu, menteri luar negeri Tunisia Kamel Morjane akan menghadiri KTT ekonomi Arab pekan ini di Mesir untuk melaporkan perkembangan terbaru di negaranya.

Vidi Legowo-Zipperer / afp / dpa

Editor : Rizky Nugraha