1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Turki Rombak Militer dan Tutup 131 Media

28 Juli 2016

Otoritas Turki melanjutkan pembersihan dengan memecat 149 jendral dan menutup lebih dari 130 media yang diduga berhubungan dengan kelompok makar.

https://p.dw.com/p/1JX1F
Türkei -
Foto: picture-alliance/Ap Photo/P. Karadjias

Militer Turki dipaksa melakukan restrukturisasi pasca percobaan kudeta yang gagal. Sebanyak 149 jendral yang mewakili hampir separuh petinggi militer dipecat secara tidak hormat. Kamis (28/7) di Ankara, Perdana Menteri Binali Yildirim bertemu dalam rapat darurat dengan kepala staf angkatan darat, laut dan udara, serta sejumlah petinggi militer lain.

Dari perwira yang dipecat, 30 diantaranya berasal dari angkatan udara, sementara 32 lain dari angkatan laut. Selebihnya militer juga memberhentikan 1.099 perwira menengah dan 436 perwira rendah.

Militer kini harus merombak struktur komando untuk mengisi posisi tinggi yang kosong. Sebanyak 8,651 prajurit lintas matra dan pangkat diklaim terlibat dalam percobaan kudeta yang gagal.

Turki juga membidik media yang diduga kuat berafiliasi dengan kelompok Fethullah Gulen. Sedikitnya 131 koran, stasiun televisi dan media online dibredel. Langkah tersebut memicu kekhawatiran negara-negara barat.

Turkey after the coup

Sejauh ini pemerintah di Ankara masih belum memublikasikan nama-nama media yang terkena imbas pembersihan. Namun stasiun televisi CNN Turki melaporkan sebagian media yang dibredel tidak berhubungan dengan gerakan Gulen, melainkan media pro Kurdi dan oposisi, termasuk Cihan News Agency dan harian Taraf.

Awal pekan ini pemerintah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap 89 jurnalis, 47 diantaranya pernah bekerja untuk harian Zaman yang sempat direbut pemerintah dan kini juga akan dibredel.

Langkah pemerintah membersihkan militer dan media dimungkinkan oleh Undang-undang darurat yang diberlakukan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan selama tiga bulan pasca percobaan kudeta.

rzn/hp (afp,rtr)