1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Turn Back Crime!

Andibachtiar Yusuf27 Juni 2016

Diganggu penjahat, dirampok, apakah Anda punya pengalaman berurusan dengan masalah kriminalitas? Bagaimana respon polisi atas kejadian yang Anda alami? Simak opini Andibachtiar Yusuf berikut ini.

https://p.dw.com/p/1JEJQ
Foto: Reuters/D. Whiteside

Pandhu Adjisurya—sebut saja namanya demikian—melaju dalam kecepatan sedang di gelapnya Jakarta. Pengendara motor yang berboncengan memburunya, juga dalam kecepatan sedang dan kemudian memintanya menepi.

Pandhu yang datang dari Salatiga dengan sukarela berhenti. Ketiganya turun dari motor dan sementara Pandhu masih berpikir bahwa dirinya melakukan hal yang salah pada kedua orang ini, salah satu dari mereka membentaknya dan satu lagi menghunuskan pisau tajam ke perutnya.

Anak muda yang belum genap empat bulan berada di Jakarta ini pun ikut saja digelandang menuju sebuah kawasan perumahan dimana dua orang lainnya menanti.

Lalu terjadilah drama klasik khas ibukota Jakarta atau mungkin kota besar lainnya di dunia ini, di bawah ancaman senjata tajam, anak muda ini harus rela segala barangnya dirampas oleh orang-orang itu.

Penulis: Andibachtiar Yusuf
Penulis: Andibachtiar YusufFoto: Andibachtiar Yusuf

Mulai dari motor kesayangannya, laptop yang berisikan segala ide dan pekerjaannya, smartphone dengan segala data kontak dan tentu saja dompet berisikan uang, kartu identitas dan tentu saja benda berharga lainnya.

Malam kelabu

Inilah malam terkelam selama ia berada di Jakarta, ia ditinggalkan begitu saja di jalan gelap itu, tanpa uang dan tentu saja tanpa alat komunikasi. Pandhu adalah makhluk beradab, produk generasi yang selalu dicekoki bahwa hukum ada di Republik Indonesia. Maka malam itu juga ia pergi ke kantor polisi dan melaporkan musibah yang menimpa dirinya.

Menurutnya, para pelaku tak mungkin melangkah cukup jauh malam itu dan akan berada pada radius yang cukup agar tetap bisa diringkus.

Entah mungkin ia yang kebanyakan nonton film atau memang realita kehidupan tidaklah sepositif segala kemenangan yang selalu diraih oleh si baik. Faktanya semalaman itu ia hanya bisa duduk melamun merenungi nasibnya sembari coba menghubungi orang yang bisa ia hubungi dengan telepon genggam petugas jaga yang masih punya pulsa.

Tak langsung diproses

Segala laporan atas peristiwa yang menimpanya tak bisa diproses malam itu akibat Pandhu tak mampu menunjukkan atau tepatnya memamerkan segala bukti identitas diri yang ia punya. Ia juga tak mampu menunjukkan bukti kepemilikannya atas motor, laptop sampai mungkin smartphone-nya sehingga laporannya-- jangankan ditulis, didengarkan saja tidak.

Pandhu “menyerahkan” semua miliknya yang ia punya malam itu. Walau ia mengaku berada di bawah ancaman kematian, tetapi pihak kepolisian yang harus bekerja sesuai prosedur tak punya kuasa untuk melanggar aturan yang mereka buat sendiri, yaitu “memroses pelapor sekaligus mendata data identitasnya berdasarkan identitas dirinya”.

Polisi yang taat aturan

Polisi jelas melakukan hal yang benar dengan tetap setia pada aturan serta birokrasi milik mereka. Seorang pelapor harus jelas identitasnya sehingga jika ia berbohong akan mudah melacaknya. Kepolisian juga tak perlu risau bahwa data identitas alias KTP seringkali berisi tidak sesuai dengan fakta bahwa domisili si pemilik tak sama dengan apa yang tertera.

Kepolisian juga harus memastikan bahwa si pelapor adalah benar pemilik benda-benda yang dia bilang telah dirampas dengan paksa, sehingga mereka dijamin tak akan salah tangkap.

Lalu berangkatlah ibundas Pandhu ini dari Salatiga, untuk membawa mulai dari kota laptop miliknya, kwitansi pembeliannya, bukti kepemilikan kendaraan bermotor roda dua sampai bukti bahwa ia benar adalah Pandhu Adjisurya yang sedang naas.

Indonesische Polizistinnen Archiv 2013
Foto: AFP/Getty Images/A. Berry

Semua data tiba di kepolisian sekitar jam 17.30 alias kurang lebih 13,5 jam setelah kejadian. Saya yakin kepolisian kita sangat sigap untuk mengejar pelaku yang telah hilang dari pandangan pada durasi yang cukup untuk mereka memreteli kendaraan bermotor dan menjualnya pada pihak ketiga bahkan keempat.

Malam itu sekitar pukul 22.15—alias 16 jam 15 menit kemudian—setelah proses administrasi selesai, pihak kepolisian akhirnya siap bekerja memburu si pelaku. Pandhu beserta ayah dan ibunya pun pulang ke rumah dengan wajah lega.

Sementara saya bangga pada kinerja kepolisian kita, yang cepat, tanggap dan berdedikasi tersebut. …..

Penulis:

Andibachtiar Yusuf, Filmmaker & Traveler

@andibachtiar

*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.