1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

UE dan AS Jatuhkan Sanksi untuk Rusia Atas Peracunan Navalny

3 Maret 2021

AS dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi kepada para pejabat dan sektor bisnis Rusia. Badan intelijen AS menyimpulkan bahwa pemerintah Rusia berada di balik peracunan terhadap kritikus Presiden Putin, Alexei Navalny.

https://p.dw.com/p/3q7zy
Kritikus Presiden Putin, Alexei Nawalny
Tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny ditangkap pada 17 Januari, setibanya di Rusia usai menjalani perawatan pemulihan di Jerman.Foto: Press service of Simonovsky District Court/REUTERS

Amerika Serikat (AS) pada Selasa (02/02) menjatuhkan sanksi kepada para pejabat Rusia yang dinilai bertanggung jawab terhadap peracunan kritikus Presiden Putin, Alexei Navalny.  

Pejabat senior Gedung Putih mengatakan AS berkoordinasi dengan Uni Eropa (UE) dalam pemberian sanksi terhadap Rusia, dan mendesak pembebasan Navalny dari penjara.

Siapa yang dikenakan sanksi?

  • Sanksi yang diberlakukan UE terhadap Rusia adalah melarang perjalanan dan membekukan aset yang ada di Eropa untuk kepala Komite Investigasi Federasi Rusia Alexander Bastrykin, Jaksa Agung Igor Krasnov, kepala Garda Nasional Viktor Zolotov, dan kepala Federal Layanan Penjara Alexander Kalashnikov.
  • AS memberi sanksi kepada tujuh pejabat tingkat menengah dan senior, termasuk Krasnov dan Kalashnikov.
  • AS juga memberikan sanksi kepada direktur dinas keamanan federal Rusia (FSB), Alexander Bortnikov, serta wakil menteri pertahanan Alexei Krivoruchko dan Pavel Popov.
  • AS juga menargetkan 13 perusahaan dan entitas, yang sebagian besar dinilai terlibat dalam produksi agen biologi dan kimia.

Apa yang dikatakan Uni Eropa dan AS?

AS mengatakan badan intelijennya menyimpulkan bahwa FSB Rusia berada di balik peracunan terhadap Navalny.

Salah seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa sanksi ini menandai langkah pertama dari beberapa langkah lanjutan yang akan dilakukan oleh pemerintahan Biden untuk "menanggapi sejumlah tindakan destabilisasi''.

Sementara, sanksi yang diberikan oleh UE sebagian besar berkaitan dengan penangkapan Navalny sekembalinya dia dari Jerman ke Rusia.

UE mengatakan Bastrykin, Krasnov, Zolotov dan Kalashnikov bertanggung jawab "atas peran mereka dalam penangkapan sewenang-wenang, penuntutan dan hukuman terhadap Alexei Navalny, serta penindasan terhadap protes damai.'' 

Bagaimana tanggapan Rusia?

Rusia mengutuk pemberlakuan sanksi ini. "Mereka yang terus bergantung pada langkah-langkah ini mungkin harus memikirkannya: apakah mereka dapat mencapai beberapa tujuan dengan melanjutkan kebijakan seperti itu?" ujar juru bicara Rusia, Dmitry Peskov.

‘‘Jawabannya jelas: kebijakan seperti itu tidak akan mencapai tujuannya,‘‘ tambahnya.

Vladimir Chizov, utusan Rusia untuk UE, mengatakan Rusia akan memberikan respons terkait sanksi terbaru yang dijatuhkan UE, demikian dilaporkan oleh kantor berita Rusia, RIA.

Bagaimana reaksi internasional?

Inggris menyambut baik sanksi yang diberlakukan oleh AS dan UE.

"Kami akan terus bekerja sama dengan mitra internasional untuk meminta pertanggungjawaban Rusia karena gagal menegakkan aturan Senjata Kimia dan kewajiban hak asasi manusia mereka," kata Menteri Luar Negeri Dominic Raab di Twitter.

Bagaimana dengan para 'kroni miliarder Putin'?

Dalam sebuah wawancara dengan DW, Bill Browder, seorang ahli permasalahan korupsi di Rusia dan kepala Kampanye Keadilan Magnitsky Global, mengatakan sanksi tersebut adalah "langkah pertama yang baik" tetapi "masih banyak lagi yang harus dilakukan."

"Saya sangat senang melihat Biden telah mengubah arah kebijakan Trump dan bersikap keras terhadap Rusia," kata Browder kepada DW.

"Tapi saya harus menyampaikan bahwa nama-nama yang ada di daftar sanksi sangat sedikit dan daftar ini tidak menyertakan para kroni miliarder Putin. Dan mereka adalah orang-orang yang akan mempengaruhi tindakan Putin ke depan," katanya.

Browder menambahkan bahwa para kroni miliarder Putin tersebut adalah orang-orang yang disebut oleh Navalny untuk diberikan sanksi sebelum dia ditangkap.

Menurut Browder, "satu-satunya cara untuk ‘menyentuh‘ Putin adalah dengan mengejar para oligarki."

Apa yang terjadi dengan Navalny?

Navalny jatuh sakit pada 20 Agustus dalam penerbangan domestik di Rusia. Dua hari kemudian, dia diterbangkan ke Berlin untuk menjalani perawatan saat masih koma.

Tes yang dilakukan oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia yang berbasis di Den Haag memastikan bahwa Navalny terkena racun agen saraf Novichok. Laboratorium di Jerman, Prancis, dan Swedia juga telah mengonfirmasi racun yang digunakan pada era Soviet itu.

AS dan beberapa negara lain telah mengaitkan serangan peracunan itu terhadap badan keamanan Presiden Rusia Vladimir Putin. Navalny adalah lawan sekaligus kritikus Putin yang paling menonjol.

Setelah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk pemulihan diri di Jerman, Navalny kembali ke Rusia dan langsung ditangkap pada 17 Januari atas dugaan pelanggaran pembebasan bersyarat.

Penahanan terhadap dirinya memicu protes besar di seluruh Rusia. Dalam protes di jalan-jalan Rusia itu, polisi menangkap ribuan demonstran.

Apa langkah selanjutnya?

Uni Eropa, yang telah menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah kecil pejabat Rusia, diperkirakan akan mengumumkan lebih banyak sanksi.

AS juga mengatakan pihaknya berencana untuk segera menanggapi peretasan Rusia terhadap lembaga pemerintah federal dan perusahaan AS yang mengungkapkan informasi sensitif terkait pemerintahan Putin.

pkp/gtp (Reuters, AP, dpa, AFP)