1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PerdaganganAustralia

UE Tunda Perundingan Dagang Dengan Australia

2 Oktober 2021

Kisruh kapal selam antara Prancis dan Australia berimbas ke perundingan dagang dengan Uni Eropa. Brussels menunda putaran ketiga negosiasi, ketika Canberra bersikeras setiap negara berhak melindungi kepentingan nasional.

https://p.dw.com/p/418wj
Kantor pusat Komisi Eropa
Kantor pusat Komisi EropaFoto: picture-alliance/dpa/D. Kalker

Putaran ketiga perundingan perjanjian perdagangan bebas antara Uni Eropa dan Australia resmi ditunda selama satu bulan, kata pejabat terkait di Brussels dan Canberra, Jumat (01/10). 

Penundaan itu diputuskan setelah Australia membatalkan kontrak pembelian kapal selam dari Prancis secara sepihak, tanpa pemberitahuan jelas. 

Canberra dianggap mempermalukan Paris yang baru mengetahui ihwal pembatalan secara langsung di televisi, saat pengumuman Pakta Pertahanan AUKUS antara Australia, AS dan Inggris. "Kami memahami reaksi Prancis,” kata Menteri Perdagangan Australia, Dan Tehan, seperti dilansir AP.

"Tapi semua negara pada akhirnya berhak dan harus melindungi kepentingan nasionalnya, yang dalam hal ini sudah dilakukan Australia,” imbuhnya.

Miriam Garcia Ferrer, juru bicara perdagangan di Komisi Eropa, mengatakan penundaan bukan berarti "berakhirnya proses negosiasi.” Dan Tehan mengaku ia akan menemui rekan sejawatnya di UE, Valdis Dombrovskis, pekan depan, untuk membahas perundingan pada bulan November.

Perundingan perdagangan bebas antara UE dan Australia sudah berlangsung sejak 2018 silam. Putaran perundingan ke12 sedianya akan digelar Oktober secara virtual. Penundaan diyakini akan memberikan waktu bagi Paris dan Canberra untuk melangkahi perbedaan.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, bersama bekas Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, di atas kapal selam HMAS Waller, Sydney, Mei 2018.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, bersama bekas Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, di atas kapal selam HMAS Waller, Sydney, Mei 2018.Foto: Brendan Eposito/POOL/AFP

Ketegangan Trans-Atlantik

Australia menandatangi kontrak pembelian 12 kapal selam bertenaga diesel pada tahun 2016 senilai USD 66 miliar. Namun kesepakatan itu dibatalkan secara mendadak oleh Perdana Menteri Scott Morrison demi membeli kapal selam bertenaga nuklir milik AS dan Inggris. 

Pembagian teknologi ini merupakan bagian inti dari Pakta Pertahanan AUKUS. Sebab itu pula Paris bersikap berang terhadap pemerintahan Amerika Serikat

Prancis menuduh langkah kedua negara serupa "menusuk di punggung.” Oleh kelompok oposisi, pemerintah Australia dituduh tidak mengerjakan tugas dasar diplomatik dengan Prancis. Selain Australia, Prancis juga memulangkan duta besarnya dari Washington.

Sejak itu Presiden AS, Joe Biden, sudah menghubungi Presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk meredakan ketegangan. Kedua kepala negara dijadwalkan bertemu akhir Oktober saat lawatan Biden ke Eropa.

Prancis mengumumkan akan kembali mengirimkan duta besarnya untuk "menggiatkan kooperasi dengan pejabat AS,” tulis Gedung Putih dalam sebuah keterangan pers, pekan lalu. Paris pun mengisyaratkan siap berdialog dengan Australia.

Namun Canberra sejauh ini belum mengumumkan rencana pembicaraan telepon antara Morrison dan Macron. 

Kepada AP, seorang pejabat Uni Eropa mengakui kisruh kapal selam berperan di balik keputusan menunda perundingan perdagangan bebas dengan Australia. Hingga kini, belum ada kesepakatan yang bisa dirampungkan, katanya.

Saat ini Uni Eropa merupakan mitra dagang terbesar ketiga bagi Australia, setelah Cina dan Jepang, namun di atas Amerika Serikat. 

rzn/yp (ap,rtr)