1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ukraina Terima Bantuan Rusia Dengan Syarat

12 Agustus 2014

Ribuan ton makanan, air minum dan obat-obatan dikirimkan Rusia ke Ukraina Timur. Namun Kiev curiga. Rusia diminta menyerahkan barang bantuan kepada perwakilan Ukraina di perbatasan untuk mencegah penyeludupan senjata

https://p.dw.com/p/1Csmm
Foto: AFP/Getty Images

Sebuah konvoi kendaraan berjumlah 280 truk yang mengangkut bantuan kemanusiaan buat Ukraina timur sedang menuju wilayah perbatasan, Selasa (12/8).
Kantor berita Itar Tass melaporkan, konvoi tersebut bergerak dari sebuah gudang di dekat Moskow.

Iringan-iringan truk dari Rusia membawa 2000 ton barang bantuan, di antaranya obat-obatan, air minum, makanan, 69 generator listrik dan 12.000 kantung tidur. Menurut Kremlin, aksi kemanusiaan tersebut sudah "disetujui oleh pemerintah Ukraina," kata Jurubicara kepresidenan, Dmitry Peskov.

Namun Ukraina menepis klaim tersebut. Andry Lysenko, Jurubicara Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional, awalnya sempat mengancam akan menolak konvoi bantuan di perbatasan.

"Konvoi ini tidak mendapat sertifikasi dari Palang Merah Internasional," ujarnya.

Namun kini pemerintah Ukraina mengaku akan menerima bantuan Rusia dengan catatan. Kiev meminta agar Rusia menyerahkan bantuan kepada Ukraina di wilayah perbatasan, minimal 100 kilometer dari kawasan yang dikuasai pemberontak.

Dengan cara itu Kiev ingin mencegah terjadinya pengiriman senjata buat tentara separatis.


Bencana Kemanusiaan di Timur

Sementara itu kondisi di timur Ukraina memburuk menyusuk pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak pro-Rusia. Terutama makanan dan air minum mulai langka di kota-kota besar yang diduduki kelompok separatis seperti Donetsk dan Luhansk.

Selain Rusia beberapa negara Eropa juga mulai mengirimkan bala bantuan ke Ukraina timur.

Sempat muncul kekhawatiran Rusia akan menggunakan bantuan kemanusiaan untuk menyamarkan operasi militer. Sebelumnya Eropa dan AS mengingatkan agar Rusia tidak menyeludupkan bantuan militer buat kelompok pemberontak.

Disalurkan Bersama Palang Merah

Dengan Ukraina yang melaporkan Rusia menempatkan sekitar 45.000 pasukan di perbatasan, NATO mengklaim adanya "peluang besar" bahwa Moskow bakal mengintervensi secara militer di kawasan timur. Terutama karena kekuatan kelompok pemberontak yang tergerus oleh operasi militer pemerintah, Rusia diyakini akan melakukan manuver buat mempertahankan status quo di kawasan konflik.

Presiden Komisi Eropa, Jose Manuel Barroso juga mewanti-wanti terhadap "setiap bentuk operasi militer di Ukraina, di bawah bendera apapun, termasuk kemanusiaan." Stasiun televisi Rusia, Rossiya 24 sebelumnya sempat menampilkan gambar truk-truk bantuan berwarna putih berangkat dari kota Alabino, di dekat Moskow.

Koresponden stasiun televisi milik pemerintah itu mengabarkan, konvoi bantuan akan tiba di perbatasan Ukraina dalam waktu 2 atau 3 hari ke depan dan diterima oleh perwakilan Komite Palang Merah Internasional (ICRC). Pemerintah Moskow juga mengklaim barang bantuan akan didistribusikan bersama ICRC.


rzn/ab (rtr,afp)