1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel-UEA Sepakat Buka Hubungan Diplomatik Penuh

14 Agustus 2020

Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) mencapai kesepakatan bersejarah untuk memulai hubungan diplomatik penuh. PM Israel Netanyahu menyebut kesepakatan itu “era baru dalam hubungan dengan dunia Arab“.

https://p.dw.com/p/3gwjA
PM Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed (dpa-Bildfunk)
PM Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al-Nahyan

Israel dan Uni Emirat Arab hari Kamis (13/8) sepakat untuk menjalin hubungan diplomatik penuh, dengan Israel berjanji menangguhkan rencana untuk mencaplok bagian di Tepi Barat yang diduduki.

Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan membenarkan kepada media perihal kesepakatan itu. "Selama percakapan telepon dengan Presiden Trump dan Perdana Menteri Netanyahu, kesepakatan dicapai untuk menghentikan aneksasi Israel lebih lanjut atas wilayah Palestina," tulinya di Twitter. "UEA dan Israel juga menyetujui kerja sama dan menetapkan peta jalan menuju pembentukan hubungan bilateral." 

Perdana Menteri Israel Netanyahu mengatakan, terobosan ini adalah "hari bersejarah" bagi negaranya. Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak dan penandatanganan kesepakatan itu dalam waktu sekitar tiga minggu. Benjamin Netanyahu mengatakan dia menyambut sebuah "era baru" dalam hubungan negaranya dengan dunia Arab.

Negara Arab ketiga yang buka hubungan diplomatik

Jika ditandatangani, kesepakatan itu akan menjadikan UEA negara Arab ketiga, yang memiliki hubungan diplomatik penuh dengan Israel, setelah Mesir dan Yordania.

Ron Dermer, duta besar Israel di Washington, menggambarkan kesepakatan itu sebagai "hari besar untuk perdamaian," dan menambahkan, "Israel sangat menghargai semua yang telah dilakukan Presiden Trump untuk membuat terobosan ini menjadi mungkin."

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi juga menyatakan menyambut kesepakatan itu. Lewat Twitter dia menulis: "Saya membaca dengan penuh minat dan penghargaan yang besar atas pernyataan bersama antara Amerika Serikat, persaudaraan Uni Emirat Arab dan Israel mengenai penghentian pencaplokan Israel atas tanah Palestina."

Palestina sebut kesepakatan Israel-UEA “pengkhianatan”

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga menyambut baik normalisasi hubungan kedua negara, serta keputusan Israel untuk tidak mencaplok bagian Tepi Barat. "Saya sangat berharap bahwa aneksasi tidak dilanjutkan di Tepi Barat, dan kesepakatan hari ini untuk menangguhkan rencana tersebut adalah langkah yang disambut baik dalam perjalanan menuju Timur Tengah yang lebih damai," kata Johnson di Twitter.

Namun seorang juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut kesepakatan itu sebagai "pengkhianatan". Otoritas Palestina mengumumkan penarikan "segera" duta besarnya untuk Uni Emirat Arab sebagai protes atas kesepakatan itu.

"Atas permintaan Presiden Mahmud Abbas, Kementerian Luar Negeri Palestina telah memutuskan untuk segera menarik duta besarnya untuk Uni Emirat Arab," kata Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki dalam pernyataan yang dikirim ke kantor berita AFP.

Juru bicarakelompok Hamas Fawzi Barhoum menggambarkan perkembangan hari Kamis sebagai "hadiah atas kejahatan pendudukan Israel. "Normalisasi ini adalah tusukan di punggung rakyat kami,'' katanya.

hp/   (afp, rtr, ap)