1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

UE dan Iran Lakukan Dialog HAM

Farhad Salmanian 19 Desember 2013

Delegasi Uni Eropa baru-baru ini berkunjung ke Iran. Anggota parlemen Eropa Marietje Schaake menceritakan pengalamannya ketika berbicara dengan para pejabat Iran.

https://p.dw.com/p/1Ac4X
Foto: Marietje Schaake

Deutsche Welle: Mengapa delegasi Parlemen Eropa baru kali ini berkunjung ke Iran?

Marietje Schaake: Sejak tahun 2008, Parlemen Eropa sebenarnya sudah mencoba beberapa kali melakukan kunjungan ke Iran. Tapi setiap kali, rencana itu dibatalkan pada menit-menit terakhir. Kunjungan kali ini sangat penting, sebab presiden terpilih Iran kali ini kelihatannya sedang mencoba politik keterbukaan yang baru.

Apa tujuan utama kunjungan delegasi Parlemen Eropa? Apakah Uni Eropa ingin membuka dialog jangka panjang dengan Iran?

Kami ingin membicarakan berbagai masalah diluar topik program nuklir, yang sekarang selalu jadi sorotan. Kami ingin membahas masalah hak asasi manusia, pertukaran mahasiswa dan rencana hubungan antar parlemen di masa depan. Langkah penting untuk bisa mewujudkan hal itu, adalah membuka perwakilan Uni Eropa di Teheran. Dengan begitu bisa terjadi kontak langsung dengan pemerintah, masyarakat sipil, mahasiswa yang ingin ke Eropa dan kelompok-kelompok lain di Iran.

Apakah Anda juga membicarakan nasib tokoh oposisi seperti Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karrubi? Apakah sanksi tahanan rumah mereka bisa berakhir dalam waktu dekat?

Berakhirnya status tahanan rumah Mousavi dan Karrubi tergantung pada rejim Iran. Dan hal itu memang menjadi tema dalam sebuah diskusi kami. Kalau status tahanan rumah mereka diakhiri, ini bisa menjadi sinyal kuat tentang adanya perubahan politik di Iran. Tapi kemajuan terpenting yang harus dilakukan adalah, kebijakan yang bisa mengubah situasi bagi seluruh masyarakat Iran.

Apakah Anda melihat benar-benar ada kemauan untuk melakukan reformasi politik di Iran?

Ada beberapa fraksi di dunia politik Iran, dan tentu tidak semuanya setuju dengan gagasan reformasi. Dalam kebanyakan pembicaraan, kami mendiskusikan masalah hak asasi, sanksi, terorisme, Suriah, keamanan regional dan situasi ekonomi di Iran.

Apa yang mereka katakan tentang isu hak asasi?

Kami sepakat untuk melakukan dialog hak asasi, dan Iran sudah mengundang Komisaris Tinggi HAM PBB, Navi Pillay. Sangat penting bagi Navi Pillay untuk berkunjung ke Iran dan meninjau situasi hak asasi di sana sesuai dengan standar PBB.

Berapa penting isu perdagangan dan ekonomi selama pertemuan Anda dengan para politisi Iran?

Sebagai anggota Komisi Perdagangan, tema itu tentu menarik bagi saya. Kami membahas langkah-langkah penting dalam upaya memulihkan perekonomian, dan membicarakan berbagai dampak sanksi ekonomi.

Menurut pendapat Anda, apa ada hubungan antara meringankan sanksi internasional dan perkembangan situasi hak asasi manusia di Iran?

Saya yakin, mereka yang sekarang memegang kekuasaan di Iran yang punya kemungkinan terbesar untuk memperbaiki situasi rakyatnya. Uni Eropa memberlakukan sanksi dalam konteks program nuklir Iran, dan ada juga sanksi terhadap individual yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi. Beberapa sanksi yang berhubungan dengan program nuklir bersifat sementara, dan sudah dicabut setelah ada kesepakatan internasional dalam sengketa nuklir. Tapi pencabutan sanksi yang berkaitan dengan program nuklir itu tidak berhubungan dengan perkembangan situasi HAM.

Jika sengketa nuklir berhasil diselesaikan, apakah politik Uni Eropa terhadap Iran juga akan berubah dalam konteks hak asasi manusia?

Bagi Parlemen Eropa, hak asasi manusia selalu punya posisi penting, begitu juga dalam hubungan kami dengan Iran. Ini tidak tergantung pada sengketa nuklir yang ada saat ini. Bagaimanapun, penyelesaian sengketa nuklir akan jadi titik penting untuk mendorak isolasi internasional Iran, dan ini akan membuat dialog hak asasi menjadi lebih mudah. Mengembalikan rasa saling percaya bisa membawa dampak positif bagi semua pihak. Jadi, memang penting menyelesaikan sengketa nuklir, tapi isu itu jangan sampai menutup diskusi yang lebih luas tentang kebebasan politik dan hak-hak dasar di Iran.

Marietje Schaake adalah anggota Parlemen Eropa dari Belanda dan anggota Partai Demokratik D66.