1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Desak Rekonsiliasi di Mesir

30 Juli 2013

Uni Eropa mendesak pimpinan Mesir mengakhiri politik konfrontasi dengan kubu Ikhwanul Muslimin. Wakil Uni Eropa juga sempat berbicara dengan Mursi.

https://p.dw.com/p/19Gyn
Egypt's interim President Adli Mansour (R) meets with EU foreign policy chief Catherine Ashton in Cairo July 29, 2013.
Ashton di KairoFoto: Reuters/Amr Abdallah Dalsh

Pejabat Urusan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton dalam kunjungannya ke Kairo bertemu dengan jajaran pimpinan Mesir, antara lain Presiden Interim Adli Mansour. Ashton mengatakan, ia ingin meyakinkan mitra bicaranya agar memulai satu awal baru dengan melibatkan Ikhwanul Muslimin. Catherine Ashton tiba di Mesir hari Senin (29/07).

"Perlu ada masa transisi yang melibatkan semua kelompok politik, termasuk Ikhwanul Muslimin," kata Ashton. Ia menjadi pejabat politik asing pertama yang berkunjung ke Mesir setelah bentrokan berdarah antara aparat keamanan dan pendukung Ikhwanul Muslimin hari Sabtu lalu. Ashton terakhir kali berkunjung ke Mesir 17 Juli lalu.

Berbicara Dengan Mursi

Catherine Ashton juga sempat berbicara dengan Mohammed Mursi di lokasi yang dirahasiakan. Jurubicara Ashton, Maja Kocijancic menerangkan, pertemuan itu berlangsung selama dua jam dan kedua politisi melakukan diskusi "yang mendalam". Sejak diturunkan dari kekuasaan, Mursi berada dalam tahanan pihak militer. Selain Mursi, Ashton juga menemui tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin yang lain.

Sebelumnya, Catherine Ashton melakukan pertemuan dengan pimpinan militer Mesir, jendral Abdel Fattah al-Sisi, yang mencopot Mursi dari jabatan kepresidenan. Ia juga berbicara dengan Menteri Luar Negeri Nabil Fahmi dan Wakil Presiden Mohammed El Baradei.

Menurut kantor berita MENA, El Baradei menegaskan lagi bahwa pimpinan Mesir ingin mencari jalan damai untuk keluar dari krisis saat ini dan mencegah terjadinya pertumpahan darah.

Aksi Protes Dilanjutkan

Kelompok Ikhwanul Muslimin menegaskan, mereka akan melanjutkan aksi protes besar-besaran di Kairo. Jurubicara Ikhwanul Muslimin, Gehad El Haddad menerangkan, pihaknya akan memperluas aksi protes, sampai pimpinan baru Mesir memenuhi tuntutan mereka.

Ikhwanul Muslimin menyerukan aksi protes massal untuk "memperingati para martir dalam aksi perebutan kekuasan". Sejak Mursi digulingkan 3 Juli lalu, sekitar 300 orang tewas dalam berbagai bentrokan antara kubu-kubu yang bertikai dan antara demonstran dan aparat keamanan.

Mantan presiden Mohammed Mursi berada dalam tahanan militer sejak diturunkan dari kekuasaan. Para pendukung Mursi menyatakan akan terus berdemonstrasi sampai Mursi dibebaskan. Pemerintah transisi Mesir mengumumkan, mereka akan membubarkan kamp-kamp protes pendukung Ikhwanul Muslimin di Kairo.

Uni Eropa mendesak semua kelompok politik di Mesir melakukan perundingan agar pemilihan umum baru dapat dilaksanakan secepat mungkin.

hp/ek (dpa,rtr, afp)