1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Jatuhkan Sanksi pada Suriah

10 Mei 2011

Uni Eropa menempatkan 13 pejabat Suriah hari Selasa (10/5) pada daftar orang yang dijatuhi sanksi. Termasuk di dalamnya, saudara Presiden Bashar al-Assad dan sejumlah pemimpin intelijen.

https://p.dw.com/p/11CzA
Saudara kandung Presiden Assad yang termasuk dalam daftar sanksi Uni Eropa Maher al-AssadFoto: AP
Presiden Assad saat ini belum tercantum dalam daftar orang yang dijatuhi sanksi oleh Uni Eropa. Meski begitu disebutkan, lambat tapi pasti, sanksi akan dijatuhkan kepadanya. Kegagalan Uni Eropa memastikannya sekarang, juga merupakan isyarat selisih pendapat mengenai efektivitas sanksi sebagai penghambat kekerasan yang dilakukan pemerintah Suriah.
Sanksi Uni Eropa termasuk pembekuan aset, larangan perjalanan dan embargo senjata. Sejumlah sumber mengatakan, berlawanan dengan Perancis dan beberapa negara lain, Jerman dan Spanyol menentang memasukkan Presiden Assad pada daftar orang yang dijatuhi sanksi.
Dalam daftar sanksi Uni Eropa tercantum, Rami Makhlouf, seorang saudara Assad yang memiliki perusahaan telepon terbesar di Suriah, Syriatel, dan sejumlah perusahaan lain di sektor konstruksi dan perminyakan. Dalam laporan resmi Uni Eropa disebutkan, bahwa Makhlouf membiayai rejim Assad sehingga memungkinkan kekerasan terhadap demonstran. Tiga tahun lalu, Amerika Serikat juga pernah menjatuhkan sanksi terhadapnya atas tuduhan korupsi.
Dalam daftar sanksi Uni Eropa juga tercantum nama orang kedua paling berpengaruh di Suriah, saudara kandung Presiden Assad, Maher al-Assad, yang memimpin Garda Republik, serta Ali Mamlouk, kepala intelijen nasional dan Adulfattah Qudsiyeh yang memimpin intelijen militer.
Sementara itu, para aktivis Suriah Selasa (10/05) ini juga menyerukan protes massal di seluruh negeri sebagai solidaritas bagi ribuan orang yang sudah ditangkap oleh aparat keamanan. Seruan “Revolusi Suriah 2011 ” di halaman situs facebook, membuka kemungkinan terjadi bentrokan berdarah baru.
Seorang aktivis melaporkan, Selasa (10/05), pasukan militer yang diperkuat oleh kendaraan lapis baja telah memasuki beberapa desa di sekitar kota Dara'a. Aktivis itu mengatakan bahwa suara baku tembak terdengar saat pasukan memasuki kota Inkhil, Dael, Jassem, Sanamein dan Nawa menjelang dinihari Selasa (10/05). Tidak diketahui berapa banyak korban yang jatuh kali ini. Disebutkan laporannya disampaikan secara anonim karena ketakutan terhadap balas dendam pemerintah. Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan militer melancarkan operasi di Daraa yang menewaskan lebih dari 80 warga. Begitu ungkapnya.
Laporan mengenai situasi di Suriah, sampai kini belum bisa dipastikan. Jurnalis independen dilarang masuk ke wilayah konflik. Apalagi untuk meliput kerusuhan. Kelompok-kelompok HAM menyatakan, di seluruh negeri diperkirakan sudah hampir 600 orang tewas dan 8000 orang ditahan sejak mencuatnya aksi protes. Angka-angka ini sulit diverifikasi, karena baik media pemerintah maupun oposisi jarang menaruh gambar di internet.
Edith Koesoemawiria/afp/dpa/ap
Editor: Hendra Pasuhuk