1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Kesulitan Hadapi Gelombang Pengungsi

ml/vlz15 September 2015

Setelah buka pintu bagi pengungsi Suriah, Jerman tetapkan kontrol di perbatasan untuk atur arus pengungsi yang datang. Sementara itu pertemuan para menteri dalam negeri di Brussel tidak berikan solusi berarti.

https://p.dw.com/p/1GWlx
Deutschland München Bahnhof Migration Flüchtlinge
Foto: picture-alliance/dpa/S. Hoppe

Wakil Kanselir Jerman Sigmar Gabriel mengatakan kemampuan Jerman untuk menerima pengungsi ada batasnya, dan Eropa telah "mempermalukan diri sendiri" dengan gagal menyetujui bagaimana menangani krisis. "Saya pikir tidak ada alternatif lagi, selain menetapkan beberapa tempat di Yunani, Hongaria dan Italia, di mana proses suaka bisa diputuskan, kemudian pembagian ke negara-negara lain bisa dilaksanakan." Demikian Gabriel.

Sementara itu Hongaria telah menutup perbatasan dengan Serbia. Kini jalan yang dulu terbuka bagi ribuan pengungsi untuk tiba di Hongaria dan melanjutkan perjalanan ke Jerman sudah tertutup.



Polisi menyatakan, lebih dari 4.500 pencari suaka mencapai Jerman dengan menggunakan kereta api Senin (15/09) walaupun kontrol sudah dilaksanakan kembali di perbatasan dengan Austria. Bulan ini saja, pencari suaka yang datang hampir 92.000 orang. Jerman selama ini menuntut agar semua negara anggota Uni Eropa ikut memikul beban menanggung penungsi, dan kuota jumlah pengungsi ditetapkan. Tetapi negara-negara yang selama ini hanya menerima sedikit pengungsi tetap menolak penetapan kuota.



Sejak Senin kemarin sekitar 22.000 orang pengungsi tiba di Austria. Pejabat berwenang di Austria mengatakan 350 tiba di kota Salzburg hanya dalam waktu sejam, dan sebuah kereta api sudah menunggu untuk membawa lebih banyak pengungsi lagi ke München, Jerman. Perempuan dan anak-anak kecil diijinkan naik kereta. Juru bicara kota Salzburg mengatakan, sekarang situasi masih bisa dikontrol, tetapi ini bisa berubah dalam beberapa menit saja.



Jerman kini mendesak agar Uni Eropa mempertimbangkan menetapkan tekanan finansial atas negara-negara yang enggan menerima pengungsi dalam jumlah yang layak. Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas de Maiziere bahkan merujuk pada kenyataan bahwa negara-negara Eropa Timur yang menolak menerima pengungsi adalah negara-negara yang menerima dana bantuan pembangunan dari Uni Eropa.

Sementara itu di jejaring sosial semakin banyak orang menyatakan keheranan akan negara-negara Arab yang tidak bersedia menerima pengungsi.

Seorang netizen mengungkap di Twitter, bahwa Arab Saudi punya 100.000 tenda yang dilengkapi pendingin ruangan, dan bisa menampung banyak pengungsi Suriah. Ia mempertanyakan, mengapa pengungsi tetap jadi masalah Eropa. Seorang pengungsi Suriah mengecam Arab Saudi dan Katar yang dinilainya bukan Muslim. Ia juga mengajak kaum Muslim untuk melihat Jerman, yang katanya sudah membuka hati dan rumah bagi pengungsi.