1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Meneliti Rencana Pemulihan Perekonomian

26 Mei 2010

Komisaris Uni Eropa Olli Rehn menyebut pentingnya reformasi keuangan negara-negara anggotanya. Krisis yang menerpa Euro harus dianggap sebagai peringatan untuk terus melakukan reformasi.

https://p.dw.com/p/NX0M
Foto: picture alliance/dpa

Ketua Dewan Uni Eropa Herman Van Rompuy dan Komisaris Urusan Mata Uang Euro Olli Rehn optimis, bahwa bahaya yang bisa mengancam Euro telah berakhir. Mereka juga telah berdiskusi seperti apa kelanjutannya. Ini termasuk melihat apa yang terjadi sebelumnya. Van Rompuy mengkritik, pakta stabilitas dengan kriteria utang dan defisit tidak hanya diperlunak, melainkan juga melupakan aspek penting, yakni masalah perbedaan kemampuan untuk bersaing.

"Bobot yang tidak sama adalah masalah utama bagi anggota zona mata uang Euro. Mereka bisa menutup-nutupi ketidakmampua mereka, hingga sudah terlambat untuk usaha penyelamatan. Mereka tidak bisa lagi menurunkan nilai mata uang mereka. Di waktu bersamaan, mereka bisa memanfaatkan suku bunga yang rendah. Dalam hal ini, keanggotaan zona mata uang Euro hanya seperti obat tidur bagi beberapa perekonomian. Tidak ada yang mau dibangunkan oleh tenaga-tenaga pasar," kata Van Rompuy.

Komisaris Olli Rehn melihat krisis ini juga sebagai peringatan untuk terus melakukan reformasi. Namun, semakin cepat konjungtur membaik, semakin sedikit tekanan reformasi yang dirasakan pemerintah.

"Jika kita melupakan reformasi, maka akibatnya pemulihan akan berjalan dengan lemah atau bahkan kehilangan satu dekade. Dan kita berpotensi untuk terus menerus berada dalam krisis. Ini adalah bahaya, karena investasi yang kurang dan kenaikkan angka pengangguran telah menurunkan prognosa pertumbuhan ekonomi tahun depan," kata Rehn.

Rehn menghimbau untuk berinvestasi khususnya di bidang pendidikan, sektor jasa layanan, dan pembangunan ekologi perekonomian. Jika reformasi dijalankan, maka dalam dasawarsa mendatang lebih dari 10 juta lapangan kerja di Uni Eropa akan terwujud dan angka pertumbuhan tahunan bisa meningkat hingga 2 persen. Di belahan dunia yang lain, angka pertumbuhan saat ini sudah jauh lebih tinggi.

Ini semua memberi kesan, krisis yang tengah terjadi tidaklah seburuk perkiraan orang. Van Rompuy berpendapat, banyak laporan media dan para politisi papan atas yang mendramatisirkan krisis tersebut. Ia juga mengkritik para politisi yang di waktu bersamaan menyatakan mata uang Euro sebagai tidak memadai.

Katanya, "Tidak ada yang mengatakan pada orang tersebut, bahwa diberlakukannya mata uang bersama bukan hanya untuk memudahkan hidup jika tengah berada dalam perjalanan atau dunia bisnis. Kini orang-orang sadar, bahwa mata uang bersama juga berarti memiliki nasib yang sama. Mereka sadar, bahwa mata uang Euro mempengaruhi uang pensiun, tabungan, lapangan kerja dan kehidupan sehari-hari mereka. Dan fakta itu menyakitkan."

Betapa politisnya kelalaian yang terjadi, tidak terasa di Jerman. Di sini, semenjak adanya paket penyelamatan bagi Yunani, mulai dibicarakan tentang serikat transfer di mana negara yang kuat membayar negara yang ekonominya lemah.

Ketua Komisi Eropa Jose Manuel Barroso dalam wawancara dengan harian Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung mengatakan , "Jerman hingga saat ini adalah pemenang besar dalam penggunaan mata uang Euro. Menurut saya, seharusnya lebih banyak politisi yang mengatakannya dengan jelas."

Christoph Hasselbach/Vidi Legowo-Zipperer

Editor: Luky Setyarini