1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Upaya Mediasi Mitchell Gagal

3 Juli 2010

Israel dan Palestina berupaya mengurangi perbedaan dalam pembicaraan tidak langsung yang disponsori oleh Amerika Serikat. Demikian menurut AS, Jumat 02/07 dan menepis dugaan, hanya sedikit kemajuan dalam upaya tersebut.

https://p.dw.com/p/O9rg
George MitchellFoto: AP

Utusan khusus AS untuk Timur Tengah, George Mitchell hari Jumat (02/07) mengakhiri perundingan ulang aliknya ke empat kali, setelah dimulai bulan Mei lalu dan bertujuan untuk membawa Israel dan Palestina ke meja perundingan. Upaya mediasinya diharapkan dapat menyingkirkan hambatan-hambatan bagi pembentukan negara Palestina di Gaza dan Tepi Barat Yordan, di sepanjang perbatasan dengan Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, ia menginginkan perundingan langsung tanpa adanya penundaan. Tetapi pemimpin Palestina mengutarakan, pembicaraan yang dimediasi AS bergerak lamban dan tidak menunjukkan kemajuan berarti, sehingga perundingan langsung masih belum dapat dilaksanakan.

Palästinensischer Präsident Abbas mit Saeb Erekat in Kairo
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Saeb Erekat (kiri)Foto: picture alliance/dpa

Bukan proses perdamaian yang berarti

Selama tidak ada kemajuan dalam masalah keamanan dan perbatasan, Palestina menolak setiap bentuk kontak langsung dengan Israel. Demikian ditegaskan ketua juru runding Palestina Saeb Erekat setelah pembicaraan putaran keempat yang tidak juga membawa hasil: "Ini tidak dapat disebut proses perdamaian yang berarti. Orang tidak dapat bergerak menuju pembicaraan langsung selama kemajuan yang diinginkan tidak tercapai. Misalnya yang menyangkut penetapan perbatasan dari tahun 1967 sebagai perbatasan dari dua negara dan selama pemerintah Israel tidak menghentikan semua praktik-praktik seperti misalnya, aksi-aksi politiknya, kebijakan, peraturan, serangan dan hal-hal lain semacam itu."

Hari Jumat (02/07) kepada sejumlah wartawan, pihak Amerika Serikat menyatakan melihat rencana kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Gedung Putih pekan depan dengan sikap yang lebih optimis. Daniel Shapiro, penasehat bagi urusan Timur Tengah Presiden Barack Obama juga mengatakan, pembicaraan penengahan yang dilakukan Mitchell memiliki arti penting, dan pembicaraan yang telah dilakukan berisikan semua isu-isu terkait yang penting bagi penyelesaian konflik. Ia juga mengaku bahwa perbedaan pendapat dapat diperkecil.

Benjamin Netanyahu George Mitchell
PM Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan George MitchellFoto: AP

AS: Pembicaraan bergerak ke arah positif

Penasehat Obama lainnya, Ben Rhodes mengungkapkan bahwa presiden gembira melihat kemajuan yang dicapai dalam pembicaraan mediasi, walaupun tak seorang pun memaparkan bagaimana perbedaan-perbedaan dapat diperkecil. Shapiro selanjutnya juga mengutarakan bahwa pembicaraan bergerak ke arah positif, namun masih terlalu dini untuk memberikan jadwal untuk beranjak menuju perundingan langsung.

Mendorong kemajuan dalam proses perdamaian Timur Tengah merupakan agenda utama pemerintahan Obama dalam kebijakan yang mengupayakan perbaikan hubungan dengan dunia Islam yang memburuk oleh perang Irak dan Afghanistan serta perang melawan kelompok Islam militan.

Mengupayakan agar Israel dan Palestina bersedia untuk melakukan perundingan tidak langsung jugamenandai keberhasilan Obama yang paling nyata dalam politik Timur Tengahnya sejak ia memangku jabatan di Gedung Putih tahun lalu. Namun harapan untuk mencapai suatu terobosan masih tetap kecil.

Christa Saloh/rtre/afpd/ap

Editor. Agus Setiawan