1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Video Kiriman Pelaku Penembakan Amok di AS

19 April 2007

Di antara aksi penembakan pertama dan kedua Senin (16/4) lalu, Cho Seung-Hui mampir ke kantor pos untuk mengirim paket kepada stasiun televisi AS NBC.

https://p.dw.com/p/CP70
Foto: AP

29 foto, sejumlah rekaman video tentang dirinya, serta naskah berisikan 1800 kata. Itulah isi paket yang dikirimkan Cho sekitar jam 9 pagi hari Senin lalu dan diterima stasiun televisi NBC Rabu (18/4) kemarin siang. Dua foto menunjukkan Cho sebagai remaja yang ramah, lainnya dengan dua pistol. Kemungkinan senjata yang dipakainya melakukan penembakan amok. Ia memakai topi baseball yang dipasang terbalik ke belakang, dengan mengenakan rompi berwarna coklat muda, ia memandang lurus ke kamera atau membidikkan sebuah pistol ke arah lensa. Video menunjukkan ia berada di sebuah mobil atau di depan tembok. Cuplikan dari video Cho

„Ketika waktunya tiba, saya telah melakukannya, saya harus melakukannya. Terdapat jutaan kesempatan untuk menghindarinya tapi kalian telah memutuskan tumpahnya darah saya. Kalian telah memojokkan saya dan bagi saya hanya tinggal satu kemungkinan. Itu adalah keputusan kalian. Sekarang tangan kalian berlimbah darah, yang tidak akan pernah hilang.”

Tampaknya dokumen-dokumen itu sampai saat ini belum dapat ditarik maknanya. Juga tidak ditemukan petunjuk mengapa Cho Seung-Hui melakukan penembakan keji itu. Tapi yang pasti, sebelumnya ia memang berperilaku tidak normal. Bulan November dan Desember tahun 2005 dua mahasiswi melapor kepada polisi Cho melecehkan mereka. Polisi menegurnya dan memintanya berkonsultasi dengan psikolog, setelah seorang kenalan melaporkan Cho punya niat bunuh diri. Setelah melakukan konsultasi dengan psikolog pemuda asal Korea Selatan itu dikirim ke rumah sakit jiwa. Menurut berita laporan stasiun televisi CNN, seorang hakim menilainya memiliki gangguan psikis dan membahayakan dirinya sendiri. Juga guru bahasa Inggrisnya menunjukkan kekhawatiran akan teks yang ditulisnya. Mahasiswa lain menggambarkan Cho sebagai orang yang suka menyendiri, yang tidak pernah bergaul dan menghindari setiap kontak mata dengan orang lain.“

Tentang pos kiriman Cho kepada NBC, kepala polisi negara bagian Virginia Steve Flaherty mengatakan

“Kami tengah bekerja sama dengan FBI, ATF, kepolisian Virginia Tech setelah adanya bukti baru tersebut. Ini mungkin menjadi komponen kritis baru dalam investigasi. Sekarang kami melakukan proses untuk menganalisa dan mengevaluasi kata-kata itu.“

Dengan fakta masih adanya waktu bagi Cho untuk mengeposkan surat di antara aksi penembakan pertama dan kedua, tuduhan kelalaian terhadap pihak kepolisian dan pimpinan universitas semakin gencar. Dalam dua pembunuhan pertama, polisi tampaknya mencurigai orang yang salah, dan menganggap tidak perlu dalam waktu dua jam mengamankan kampus atau menginformasikan para mahasiswa. Komisi pemeriksa independen akan menyelidiki kasus tersebut.