1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Virus Corona: Bagaimana Perlindungan Masker yang Baik?

12 Februari 2020

Banyak orang mencoba melindungi diri dengan masker untuk mencegah tertular virus corona. Tapi masker yang bagaimana yang benar-benar membantu?

https://p.dw.com/p/3Xc91
China Peking Besuch Präsident Xi Jinping
Foto: Reuters/Xinhua

Masker pelindung dulunya hanya terlihat di ruang operasi, digunakan oleh dokter, asisten dan para perawat. Tujuan utamanya untuk mencegah pasien mereka di meja operasi terinfeksi oleh kuman dan patogen. Jika pengguna masker misalnya batuk atau bersin, sebagian besar cairan dari mulut dan tenggorokan akan tersangkut di masker.

Namun sekarang, pemakai masker makin sering terlihat di mana-mana, terutama setelah pemberitaan gencar virus corona. Ada yang memakai masker karena polusi udara. Ada yang karena khawatir terinfeksi virus. Tidak hanya itu, jenis masker yang ada di pasaran juga makin bervariasi.

Masker di ruang operasi dirancang hanya untuk sekali pakai. Ketika melakukan operasi, dokter biasanya mengganti masker mereka setidaknya setiap dua jam.

Berapa banyak perlindungan yang diberikan masker bedah?

Pemakai masker bisa terlindung dari tetesan dan noda infeksi, tetapi hanya sampai batas-batas tertentu. Meskipun virus biasanya memasuki tubuh melalui mulut, mata atau hidung - atau lewat luka terbuka - tangan biasanya memainkan peran terpenting sebagai pembawa virus.

Jika Anda memutuskan untuk memakai masker, Anda mungkin juga perlu memakai kacamata pelindung. Masker bedah memang bisa mencegah kita tidak menyentuh hidung dengan tangan saat terasa gatal. Tetapi kita sering menggosok mata dengan tangan. Ini salah satu cara virus berpindah dari tangan ke mata dan kemudian masuk ke dalam tubuh.

China Coronavirus Symbolbild
Pekerja industri dengan masker dan kacamata pelindungFoto: Getty Images/AFP

Masker setengah wajah memberi perlindungan lebih baik

Selain masker bedah, ada juga masker setengah wajah. Sering dipakai oleh para pekerja yang berada di lingkungan yang berdebu, atau bekerja dengan aerosol. Masker ini ada yang jenis sekali pakai, ada juga yang bisa dipakai berkali-kali. Biasanya masker ini terbuat dari selulosa padat dengan elemen filter dan katup pernafasan, atau sebagai masker plastik, di mana filter yang cocok kemudian dipasang.

Di Uni Eropa, jenis masker di pasaran dibagi menjadi tiga kelas tingkat perlindungan, yang disebut Filtering Face Piece, FFP (penyaringan bagian wajah).

Masker dengan tingkat perlindungan FFP1 masih lebih baik daripada masker bedah, tapi tetap saja tidak menawarkan perlindungan yang diperlukan terhadap virus. Masker ini biasanya dipakai pekerja kayu di bagian penggergajian. Debu-debu kasar akan tersaring oleh masker ini. Bisa juga dipakai oleh pekerja bangunan, misalnya ketika mencampur semen, ketika banyak debu yang tersebar ke udara.

Masker kategori lebih tinggi, FFP2 memberikan perlindungan lebih baik. Tetapi hanya masker kelas FFP-3 yang secara efektif memberi perlindungan penuh dari cairan, molekul protein, virus, bakteri, jamur dan spora, dan bahkan dari partikel debu yang sangat berbahaya, seperti serat asbes.

Staubmaske
Contoh masker kategori FFP3 standar Uni EropaFoto: picture-alliance/dpa/R. Weihrauch

Jika masker diperlukan – gunakan masker yang tepat

Masker penyaring berkualitas tinggi kelas FFP3 bisa melindungi pemakainya dari infeksi virus - tidak seperti masker bedah yang sederhana. Namun perlu diperhatikan, perlindungan hanya berfungsi jika banyak tindakan perlindungan lain yang dilakukan pada saat yang sama: Kebersihan yang ketat saat mengenakan penutup wajah, kacamata pelindung, sarung tangan dan baju pelindung sebagian atau secara keseluruhan. Selain itu, ada tempat pembuangan yang tepat dari barang-barang sekali pakai, yang mungkin terkontaminasi. Dan yang sangat penting: Mencuci tangan secara teratur. Tentu saja, lingkungan kerja harus selalu didesinfeksi secara sistematis.

Masker kategori FFP3 - bersama dengan semua pakaian pelindung lainnya - digunakan di pos-pos karantina, misalnya karena ada pasien yang sudah terinfeksi dirawat. Staf medis harus memakai -dan melepaskan lagi- semua pakaian pelindung, termasuk masker pelindung.

Untuk bepergian dengan transportasi umum atau bekerja di tempat kerja yang berganti-ganti, hal ini tentu sulit dilakukan dan menjadi sangat tidak proporsional.

Bagaimana dengan masker gas air mata?

Dalam aksi-aksi demonstrasi, sering terlihat aparat atau peserta demo menggunakan masker untuk melindungi diri dari gas air mata. Tapi tidak semua masker benar-benar bisa melinduingi pemakainya.

Hanya masker kategori FFP3 yang benar-benar memberi perlindungan dari semburan gas air mata. Untuk mencegah gas air mata masuk ke mata, mutlak diperlukan kacamata pelindung yang kedap udara.

Masker dengan perlindungan tingkat tertinggi biasanya tidak digunakan sehari-hari, dan hanya digunakan oleh kalangan militer, yaitu masker dengan filter NBC. Masker ini memberi perlindungan terhadap virus, senjata biologi maupun senjata kimia.

Perlindungan terbaik untuk kegiatan sehari-hari: Mencuci tangan

Semua masker dan kacamata pelindung tidak akan banyak berguna, jika prinsip-prinsip higienis terpenting tidak diperhatikan.

Jadi, jika Anda pulang ke rumah setelah naik bus atau kereta api atau dari perjalanan panjang, di mana Anda sering menyentuh pegangan pintu tiang untuk berpegangan, cucilah tangan Anda.

Ketika Anda memakai masker pelindung dan ingin menggaruk hidung atau menggosok mata Anda, biasanya Anda akan melepaskan masker pelindung. Perhatikan sekali lagi bahwa tangan Anda harus dalam kondisi bersih sebelum melakukannya.

(hp/rap)

Fabian Schmidt
Fabian Schmidt Editor redaksi sains yang berfokus pada teknologi dan inovasi.