1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Vuvuzela Ikut Riuhkan Piala Dunia 2010

14 Mei 2010

Bagi Afrika Selatan, sepak bola tanpa vuvuzela sulit dibayangkan. Terompet dari plastik atau baja ini bunyinya mirip suara gajah, dengan kenyaringan suaran bisa mencapai 120 desibel.

https://p.dw.com/p/NOPq
Bagi fans sepak bola Afrika Selatan, tiada pertandingan sepak bola tanpa vuvuzelaFoto: dpa

Dulunya Vuvuzela dibuat dari seng atau timah dan mulai populer di Afrika Selatan tahun 1990-an. Tahun 2001 vuvuzela dari plastik mulai diproduksi secara massal. Harga satu vuvuzela di Afrika Selatan kira-kira 40 ribu Rupiah. Tapi menjelang pesta piala dunia, di kawasan wisata harganya bisa mencapai 130 ribu sampai 250 ribu Rupiah.

Suaranya monoton seperti suara gajah atau banteng yang buas dan kenyaringan suaranya bisa mencapai 120 desibel. Fan sepak bola di Afrika Selatan tidak dapat membayangkan pertandingan sepak bola tanpa vuvuzela. Vuvuzela sudah menjadi bagian bila bola bergulir di lapangan hijau.

Ciri Khas Sepak Bola Afrika Selatan

Clinton Currie juga berpendapat demikian, "Bagi saya pribadi, vuvuzela mewakili Afrika Selatan, negara kami dan menunjukkan bagaimana kebiasaan kami. Sepak bola Afrika sangat bising, terutama di Afrika Selatan. Itu memang olahraga yang ribut dan kami memang masyarakat yang gaduh. Oleh sebab itu bagi saya vuvuzela adalah sesuatu yang khas Afrika Selatan.“

Clinton Currie tinggal di Johannesburg dan seorang fan sepak bola yang bersemangat. Kapan pun ia punya waktu senggang, bersama dengan anaknya ia pergi ke stadion. Tentu saja tidak lupa membawa vuvuzela. Vuvuzela pertama dimilikinya 12 tahun lalu. Dulu masih kelihatan kuno dan tidak begitu istimewa. Oleh sebab itu pria pengusaha itu mendirikan Vuvuzela Branding Company sekitar satu tahun lalu. „Karena vuvuzela selalu hanya satu warna dan tidak seorang pun pernah menempelinya, saya memiliki gagasan untuk memberi warna pada vuvuzela.“

Menjadi Karya Seni

Dan gagasan ini berhasil. Sampai waktu menjelang Piala Dunia, Clinton Currie sibuk. Dengan pekerjanya ia menghiasi sekitar satu juta vuvuzela. Pada sebagian besar alat tiup itu dapat terlihat bendera Afrika Selatan. Disusul bendera Amerika Serikat, Belanda dan Australia.

Di Cape Town, tidak hanya terdapat pilihan vuvuzela dari plastik yang paling cocok untuk mengunjungi stadion. Vuvuzela dapat menjadi karya seni yang indah, mulai dari yang dihiasi mutiara bewarna-warni atau dilukis dengan tangan.

Sejumlah vuvuzela yang indah ini dijual Theresa Granger di sebuah toko suvenir di Longstreet di Capetown. Setiap minggu Theresa Granger menjual kira-kira 20 vuvuzela. Harga vuvuzela dari plastik dengan satu warna kira-kira 80 ribu Rupiah. Tapi untuk vuvuzela sebagai karya seni, pembeli bisa membayar sampai sekitar satu setengah juta Rupiah. Yang paling rajin membeli adalah fan sepakbola dari Brasil.

Perdebatan

Tapi apakah vuvuzela boleh dibawa ke stadion? Terdengar banyak kritik, bahwa vuvuzela terlalu gaduh dan terlalu menakut-nakuti tim dari Eropa. Dalam Piala Konfederasi 2009 di Afrika Selatan, vuvuzela banyak digunakan. Sejumlah stasiun televisi dan pemain menyampaikan kepada FIFA kritik mereka akan suara keras terompet dari plastik tersebut.

Suara bising yang mengiringi Piala Konfederasi menyebabkan fenomena vuvuzela diberitakan secara luas oleh radio dan televisi, bahkan mengundang diskusi intensif di kalangan pemirsa, karena merasa terganggu dengan suara bising itu. Bahkan Ketua FIFA Sepp Blatter dalam sebuah wawancara perlu menyampaikan pernyataan untuk melarang penggunaan vuvuzela di stadion tempat berlangsungnya Piala Dunia.

Bulan Juni 2009 FIFA memutuskan menolak larangan penggunaan vuvuzela, sehingga vuvuzela juga dapat terdengar dalam Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Sementara kantor FIFA di Johannesburg sendiri menyampaikan bahwa vuvuzela termasuk dalam Piala Dunia dan memiliki tempatnya di stadion. Hal itu dipandang sangat penting oleh Theresa Granger, "Anda tidak dapat mengesampingkannya, karena itu termasuk Afrika Selatan. Itu adalah bagian dari Piala Dunia. Vuvuzela memang bagian dari Piala Dunia.“

Bagian Sejarah

Tidak hanya itu. Vuvuzela adalah bagian dari sejarah Afrika Selatan. Memang asal mulanya tidak begitu jelas, tapi asal usul vuvuzela dulunya diduga terbuat dari tanduk antilop, yakni kijang Afrika. Kala itu vuvuzela misalnya dipakai untuk memanggil orang-orang sedesa. Selanjutnya vuvuzela dibuat dari seng, sampai fan sepak bola menemukannya pada tahun 1990-an.

Kini di mana-mana vuvuzela dibunyikan dan membuat suasana yang sangat ramai. Tapi bisingnya suara vuvuzela yang terdengar dalam pertandingan-pertandingan Liga Afrika Selatan, tidak akan mungkin tersaingi dalam Piala Dunia 2010. Demikian perkiraan Clinton Currie. "Para fans yang pergi menonton pertandingan, tidak tahu sama sekali bagaimana cara meniup vuvuzela. Oleh karena itu suara bising yang ditimbulkan juga tidak akan sekeras suara yang dihasilkan warga setempat, yang tahu benar bagaimana menggunakan vuvuzela.“

Tapi Clinton Currie yakin para wisatawan Piala Dunia akan segera menguasai teknik memainkan instrumen khas Afrika Selatan ini.

Katrin Gänsler/Dyan Kostermans

Editor: Asril Ridwan