1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Wakil PM Cina Harapkan Kerjasama Lebih Dalam dengan Jerman

7 Januari 2011

Dalam rangkaian kunjungan di Eropa, Li Keqiang berada di Jerman. Cina tetap melihat Eropa sebagai investasi kunci. Walau dibelit hutang, surat obligasi yang dikeluarkan negara-negara Eropa menawarkan keuntungan.

https://p.dw.com/p/zuqr
Menteri Ekonomi dan teknologi Jerman Rainer Bruederle bersama Li Keqiang di Berlin, Kamis (06/01)Foto: dapd

Berinvestasi dengan membeli surat obligasi yang diterbitkan negara-negara Eropa bukan hanya melindungi stabilitas finansial Eropa dan internasional, tetapi juga mendatangkan keuntungan yang masuk akal. Demikian dikatakan Wakil Gubernur Bank Sentral Cina Yi Gang di situs internet bank tersebut. Investasi semacam itu berkontribusi bagi keamanan menyeluruh cadangan devisa Cina dan menaikkan nilainya. Yi menambahkan, pasar finansial Eropa akan tetap merupakan salah satu kawasan investasi terpenting bagi cadangan devisa Cina.

Pernyataan Wakil Gubernur Bank Sentral Cina Yi Gang disampaikan saat Wakil Perdana Menteri Cina Li Keqiang berada di Jerman dalam rangkaian lawatan ke Eropa. Li menegaskan kepentingan Cina terhadap Euro yang stabil. Eropa yang kompak dan kuat sangat penting bagi Beijing, kata Li Keqiang, dalam pertemuan dengan kalangan pengusahan Jerman di Berlin, Kamis (06/01). Eropa dan mata uangnya Euro, akan tetap merupakan salah satu pasar terpenting bagi investasi finansial Cina. Hingga kini, Cina memiliki cadangan devisa terbesar di dunia, lebih dari 2,5 triliun Dolar, sebagian dalam mata uang Euro.

Cina dan Jerman, dua negara pengekspor terbesar di dunia, semestinya memperdalam kerjasama ekonomi, kata Li Keqiang, yang secara luas dikenal sebagai calon pengganti PM Wen Jiabao. Hubungan harus diperluas di wilayah tradisional seperti permesinan dan otomotif, tetapi seharusnya juga mengekplorasi kerjasama baru dalam teknologi rendah karbon dan industri hemat energi, kata Li, seperti dikutip kantor berita Xinhua. Li mencatat, perdagangan bilateral kedua negara melampai 140 miliar Euro tahun 2010 lalu, sekitar 30 kali lipat dari tahun 1990.

Menteri Ekonomi dan Teknologi Jerman Rainer Bruderle, yang bertemu Li, Kamis (06/01), menekan Beijing tentang akses pasar di Cina bagi perusahaan Jerman, transfer teknologi dan suplai bahan mentah. Transfer teknologi menawarkan peluang besar pada kedua pihak, jika keduanya menghendaki dan dengan persyaratan yang adil. Bruderlee mengatakan, ia yakin semua pihak akan mengambil untung jika Cina menjamin akses yang terbuka, bebas dan terartur bagi suplai bahan mentahnya.

Menteri Ekonomi Rainer Bruderle juga memanfaatkan pembicaraan dengan Li untuk menyerukan agar Beijing menaikkan nilai mata uangnya terhadap Dolar. Pernyataan Bruderle menggarisbawahi ketegangan global seputar nilai tukar Yuan, dimana AS dan Eropa mengklaim Beijing memanipulasi Yuan untuk memperkuat ekspor Cina, dan karena itu mendorong pertumbuhan ekonominya. Kebebasan lebih luas dalam penetapan nilai Yuan akan turut mengurangi ketidakseimbangan ekonomi global, Kata Bruderlee.

Li Keqiang memasuki hari ke dua lawatan ke Berlin, Jumat (07/01), yang diisi pembicaraan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, Menlu Guido Westerwelle, dan Presiden Jerman Christian Wulff. Penandatangani serangkaian kontrak bernilai miliaran Euro juga menajdi titik utama kunjungan wakil perdana menteri Cina tersebut.

Renata Permadi/dpa/rtr/afp

Editor: Yuniman Farid