1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Warga Afghanistan Enggan Laksanakan Pemilu Putaran Kedua

15 Oktober 2009

Pemilu di Afghanistan 20 Agustus lalu tetap dibayangi tuduhan kecurangan. Komisi Pemilu Independen diharapkan segera mengeluarkan pengumuman berdasarkan hasil pemeriksaan Komisi Pengawas.

https://p.dw.com/p/K6sc
Warga Afghanistan laksanakan Pemilu 200 Agustus laluFoto: AP

Entah Hamid Karzai, presiden Afghanistan sekarang, diumumkan sebagai pemenang pemilu, atau harus dilakukan pemilu putaran kedua. Tetapi, tidak sedikit rakyat Afghanistan yang tidak menginginkan adanya pemilu penentuan. Kondisinya tidak mendukung untuk pemilu putaran kedua, bahkan terlalu berbahaya, kata Khatera, mahasiswi Universitas Kabul. "Tidak, jangan sampai terjadi. Pada putaran pertama kita menyaksikan prilaku yang sangat buruk. Sejumlah orang kehilangan tangan dan jari karena dipotong Taliban, bahkan juga hidung dan telinga mereka. Bayangkan apa yang akan terjadi jika ada pemilu putaran kedua."

Tetapi, mahasiswi berusia 20 tahun ini sangat kecewa pada tingginya kecurangan yang diduga kuat terjadi dalam pemilu presiden 20 Agustus lalu. Hal serupa dirasakan teman kuliahnya Fareshta, "Saya kehilangan harapan. Pemilu yang berikutnya akan sama saja."

Namun semua pihak ingin agar hasil akhir penghitungan suara bisa segera diketahui. Termasuk pakar ekonomi dari Universitas Kabul, Zadek: "Afghanistan butuh perubahan, butuh pemimpin baru. Betul, Karzai sudah bekerja dengan baik. Tetapi untuk perbaikan selanjutnya, presiden yang sekarang harus diganti."

Hasil penghitungan sementara menunjukkan, presiden saat ini, Hamid Karzai, unggul dengan hampir 55% suara. Ia dituduh diuntungkan oleh manipulasi besar-besaran dalam pemilu Agustus lalu. Komisi Pemilu Independen diharapkan segera mengeluarkan pengumuman dalam beberapa hari ke depan, menyusul pemeriksaan terhadap banyaknya surat suara yang mencurigakan. Hasil pemeriksaan Komisi Pengawas Pemilu akan menjadi dasar bagi pengumuman pemenang pemilu, atau, jika perolehan suara Karzai berkurang dibawah 50%, maka pengumuman tentang pelaksanaan pemilu putaran kedua.

Penantang utama Karzai, mantan Menlu Abdullah Abdullah mengatakan ia berharap penyelidikan komisi pengawas pemilu terhadap tuduhan kecurangan akan menghasilkan keputusan untuk melakukan pemilu putaran kedua. Kepada para wartawan di Kabul, Kamis (15/10), Abdullah mengatakan, pemilu putaran kedua akan memberi kredibilitas terhadap proses pemilu yang bermasalah. "Tentu saja pilihan saya, dalam kondisi apapun, adalah pemilu putaran kedua, dan mengikuti agenda bagi perubahan di negara ini."

Abdullah juga membantah laporan yang menyebutkan ia membuat kesepakatan untuk membentuk pemerintah koalisi. Tetapi, kata Abdullah, ia terbuka untuk diskusi setelah hasil akhir pemilu diketahui.

Sumber di PBB mengatakan, persiapan sudah dilakukan bagi pemilu putaran kedua. Semua bahan yang diperlukan siap untuk dikirim ke TPS-TPS di seluruh penjuru negeri. Para pakar mengingatkan, pemilu penentuan harus diselenggarakan segera, mengingat salju musim dingin akan membuat sebagian besar wilayah Afghanistan sangat sulit dijangkau.

Sabina Matthay/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid