1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Warga Afghanistan Optimis Hadapi Masa Depan

12 Januari 2010

Mayoritas penduduk negara itu memandang pembangunan Afghanistan sudah berada di jalur yang benar. Ini merupakan hasil jajak pendapat digelar oleh stasiun penyiaran ARD, WDR, ABC dan BBC.

https://p.dw.com/p/LSkA
Warga di Afghanistan
Warga di AfghanistanFoto: AP

Sekilas jumlah hasil jajak pendapat sulit dipercaya. Di tengah aksi kekerasan berkepanjangan, kemiskinan, dan korupsi, untuk pertama kalinya mayoritas warga Afghanistan memandang masa depan dengan optimis. Dalam hasil jajak pendapat terbaru yang digelar di negara itu, 70 persen responden mengatakan, pembangunan Afghanistan sudah berada di jalur yang benar. Naik 30 persen dari jajak pendapat terakhir yang digelar tahun lalu.

Optimisme ini tidak sejalan dengan anggapan AS dan Eropa bahwa saat ini hanya sedikit kemajuan yang terlihat dari pembangunan negara di lembah Hindukush ini.

Warga Afghanistan Puas dengan Pemilihan Presiden

Pemilihan presiden di Afghanistan
Pemilihan presiden di AfghanistanFoto: AP

Berdasarkan wawancara komprehensif dengan lebih dari 1500 responden Afghanistan, setidaknya ada tiga alasan mengenai kenaikan rasa optimisme ini. Salah satunya adalah pemilihan presiden. Sementara dunia internasional memusatkan perhatian pada kecurangan dalam pemilu, warga Afghanistan sangat senang bahwa proses pemilihan presiden dapat berlangsung lancar hingga akhir tanpa perang saudara, meski tetap diwarnai kekerasan dan intimidasi. Maka dari itu, 75 persen responden menyatakan puas dengan hasil pemilihan presiden, kendati hanya sedikit yang berpendapat bahwa proses pemilihan presiden berlangsung secara jujur.

Faktor kedua adalah perbaikan situasi sehari-hari yang sangat jelas. Di banyak wilayah, listrik kembali mengalir. Ini membantu bengkel-bengkel kecil menciptakan lapangan kerja dan mendorong lebih banyak warga Afghanistan menilai positif masa depan perekonomian. Di tengah pertempuran dengan Taliban dan kelompok perlawanan lainnya, pada warga Afghanistan terbit harapan berakhirnya kekerasan. Setahun yang lalu, tampaknya Taliban akan semakin kuat, namun saat ini anggapan tersebut berbalik. Ini tidak membuat pasukan asing di Afghanistan semakin disukai. 40 persen warga Afghanistan malah memberikan nilai negatif terhadap keterlibatan militer AS dan NATO. Meski demikian, setiap upaya selalu dianggap serius, dan pencegahan peningkatan jumlah korban sipil, serta strategi baru Presiden AS Barack Obama diterima oleh warga Afghanistan. Mayoritas warga Afghanistan mendukung sasaran politik dan menerima penambahan pasukan asing dengan batas waktu.

Seperti jajak pendapat terdahulu, dalam jajak pendapat kali ini perbedaan besar antar wilayah memiliki bobot tersendiri. Terutama terdapat perubahan pendapat di wilayah yang sering terjadi pertempuran seperti di Kandahar. Sementara di provinsi lainnya yang penuh konflik seperti Helmand, warga Afghanistan tetap merasa pesimis.

Menurunnya Popularitas Pasukan Jerman

Pasukan Jerman di pangkalan militer di Kunduz timur, Afghanistan.
Pasukan Jerman di pangkalan militer di Kunduz timur, Afghanistan.Foto: AP

Dalam jajak pendapat kali ini juga terdapat kecenderungan negatif mengenai pecundang besar dan itu adalah Jerman, yang dulunya mendapatkan nilai positif. Nilai simpati terhadap pasukan Jerman menurun 11 poin menjadi 63 persen, terutama di provinsi di Afghanistan utara dan timur laut, lokasi penugasan tentara Jerman. Sementara itu, terdapat peningkatan dua kali lipat menjadi 31 persen mengenai citra negatif Jerman. Di sini, terlihat dampak debat antar kalangan di Afghanistan mengenai serangan udara terhadap dua truk tanki di Kunduz yang menewaskan sejumlah warga sipil.

Secara keseluruhan hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa pada dasarnya warga di Afghanistan memiliki harapan positif, bahwa 60 persennya berpendapat bahwa anak-anak di Afghanistan akan memiliki kehidupan yang lebih baik daripada orangtuanya.

Arnd Henze/Luky Setyarini

Editor: Ziphora Robina