1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

180110 Kabul Bevölkerung

19 Januari 2010

Dengan serangan terbarunya di Kabul, pemberontak Taliban hendak menunjukkan kehebatan kekuatannya. Namun bukan simpati yang mereka dapatkan dari warga Kabul, melainkan kutukan.

https://p.dw.com/p/LabL
Aparat keamanan Afhanistan mencoba mengamankan Kabul, setelah serangan Taliban Senin kemarin (18/01)Foto: AP

Senin (18/01), jam sembilan pagi, suasana di kota Kabul seperti hari-hari lain di pagi hari. Ada yang pergi membeli roti, dalam perjalanan ke kantor, ketika sebuah ledakan terjadi, menyerang pusat ibukota Kabul, tepat di tengah kehidupan warga Kabul. Warga Kabul terkejut dan geram. Begitu juga Shinaware, "Menurut saya ini tidak manusiawi!“

Dalam hal ini semua warga Kabul sepakat. Insiden kekerasan dan teror seperti itu tidak dapat dibenarkan. Warga Kabul tidak dapat mengerti, bagaimana pemberontak dapat menembus kawasan pemerintahan di ibukota Afghanistan yang dijaga ketat dan berhasil melancarkan serangan. Siapa yang bertanggung-jawab atas serangan tersebut, bagi Nur Mohammad, tenaga buruh asal provinsi Paktia, sudah jelas, "Menurut saya, AS atau negara asing lain punya andil dalam serangan itu. Bagaimana mungkin pemberontak dapat menembus penjagaan dan melancarkan serangan seperti itu?“

Kejadian itu juga mengejutkan supir taksi berusia 42 tahun, Haitullah Hairan. Ketika melakukan rute pertamanya di pagi itu menuju hotel berbintang lima satu-satunya di Afghanistan "Serena", ia mendengar sebuah ledakan dan melihat asap membubung, "Ini aksi pengecut! Terutama anak-anak, warga sipil dan warga tidak bersenjata yang tewas dalam aksi seperti itu. Hanya pengkhianat negara atau sahabat orang asing yang tega melakukannya. Semoga mereka merasakan kegeraman Tuhan. Seandainya pemberontak menyerang sebuah pangkalan militer, hal itu masih dapat diterima. Tapi ini tidak dapat dibenarkan.“

Serangan seperti itu tidak dapat dibenarkan, begitu juga dalam ajaran Islam. Demikian terdengar dari warga di Kabul. Zmarai berusia 22 tahun mengatakan, "Melancarkan aksi itu dengan mengatasnamakan Islam memalukan agama Islam serta semua umat Muslim.“

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan, beberapa jam setelah insiden itu terjadi seluruh pelaku berhasil diamankan oleh aparat keamanan. Namun ketakutan masih dirasakan oleh warga Kabul.

Selasa (19/01), situasi di kawasan pemerintahan di Kabul lebih tenang. Keamanan ditingkatkan dengan ditambahnya pos penjagaan, patroli dan diperketatnya pemeriksaan mobil.

Melanie Riedel/Andriani Nangoy

Editor: Hendra Pasuhuk