1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Warga Mali Protes Junta Militer

26 Maret 2012

Beberapa hari setelah kudeta oleh tentara yang memberontak, di ibukota Bamako demonstran menuntut kembalinya Mali ke tatanan yang sesuai konstitusi. Sementara itu perbatasan Mali mulai dibuka.

https://p.dw.com/p/14SSM
Youths protest in front of national television headquarters in Bamako, Mali Thursday, Feb. 2, 2012. Protestors surrounded the palace of Mali's president on Thursday, angry about the government's handling of attacks by Tuareg rebels in the country's north. Protests entered a fourth day Thursday, with demonstrators blocking the streets of the capital, Bamako. (Foto:Moustapha Diallo/AP/dapd)
Protes di MaliFoto: AP

Sekitar 1000 orang, diantaranya anggota gerakan remaja dan berbagai partai berkumpul di ibukota Bamako. Mereka ikut dalam sebuah demonstrasi yang diorganisir secara singkat oleh 38 partai politik yang membentuk front persatuan menentang junta militerSanogu, pergi! „Kami menuntut dikembalikannya tatanan konstitusi“ dan pergi para pelaku kudeta, di sini berlaku demokrasi“ Demikian teriakan peserta aksi protes yang berkumpul di pusat kota Bamako yang ditujukan kepada Kapten Amadou Sanogo, yang mmerintahkan warga sipil dan pekerja di sektor swasata untuk kembali ke kegiatan sehari-hari Selasa (27/03).

Soldiers from the presidential guard, said to be divided between those supporting the coup and those loyal to Malian President Amadou Toumani Toure, patrol a street in Bamako, Mali, Friday, March 23, 2012. The whereabouts of Mali's president were unknown Friday, a day after mutinous soldiers declared a coup, raising fears and prompting uncertainty in a West African nation that had been one of the region's few established democracies. (Foto:Harouna Traore/AP/dapd)
Kudeta militer di Bamako (22/03)Foto: dapd

Kamis (22/03) tentara Mali yang memberontak menyerang istana Presiden di Bamako dan melakukan kudeta terhadap Presiden Amadou Toumani Touré.

Kecaman Lebih Banyak Tidak Cukup

International Crisis Group ICG Senin (26/03) meminta masyarakat internasional untuk bertindak cepat guna mengakhiri junta militer di Mali. ICG yang berkantor pusat di Brussel menyambut kecaman internasional terhadap isu tersebut, namun mengingatkan “kecaman lebih banyak tidak cukup. Junta adalah realita. Banyak tokoh politik dan tahanan militer berada di kamp-kamp militer.”

ICG dalam sebuah pernyataannya juga memperingatkan bahwa pemberontak Tuareg mengambil posisi tidak jauh dari kota-kota besar Kidal, Gao dan Timbuktu dalam rangka perjuangan untuk kemerdekaan di kawasan utara Mali, yang sudah menyebabkan 200 ribu orang melarikan diri sejak pertengahan Januari 2012.

--- DW-Grafik Olof Pock 2012_02_23 Mali_ENG.psd
Peta Mali

Bandara dan Perbatasan Mali Kembali Dibuka

Sementara itu Senin (26/03) bandara utama ibukota Bamako maupun perbatasan Mali kembali dibuka Senin (26/03) setelah ditutup beberapa hari menyusul kudeta pekan lalu. Perbatasan Mali dengan Senegal, Niger dan Burkina Faso akan dibuka pukul 8.00 sampai 13.00 Waktu Greenwich untuk mengijinkan pasokan bahan bakar dan bahan impor penting lainnya memasuki Mali. Demikian pernyataan Komite Nasional untuk Pembentukan Kembali Demokrasi dan Negara. Sementara penerbangan sipil ke dalam dan ke luar Mali sudah mulai beroperasi.

Namun masih belum ada tanda kemajuan politik setelah kudeta di Mali, meskipun Uni Afrika kembali mengkonfirmasi bahwa Presiden Touré „selamat“ dan „dilindungi para loyalis.“ Menurut media setempat, menteri luar negeri dan 13 pimpinan pemerintahan lainnya yang ditahan oleh para tentara pelaku kudeta, sejak Minggu (25/03) melakukan aksi mogok makan.

DK/AFP/AP/DPA