1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Warga Polandia Protes Untuk Mempertahankan Keanggotaan UE

11 Oktober 2021

Warga Polandia menggelar unjuk rasa untuk menunjukkan dukungan mereka kepada Uni Eropa. Unjuk rasa terjadi setelah pengadilan konstitusional negara itu memutuskan UU Polandia lebih diutamakan daripada UU UE.

https://p.dw.com/p/41VUH
Protes Polandia
Pengunjuk rasa memegang bendera besar Uni Eropa dalam gerakan pro-Uni Eropa menyusul putusan MK menentang keutamaan hukum Uni Eropa di PolandiaFoto: Wojtek Radwanski/AFP/Getty Images

Orang-orang di seluruh Polandia berkumpul di kota-kota besar, termasuk Warsawa, Krakow dan Poznan, pada Minggu (10/10) untuk menunjukkan dukungan bagi keanggotaan negara itu di Uni Eropa (UE).

Para demonstran berkumpul di Castle Square Warsawa sambil mengibarkan bendera Polandia dan UE. Mereka menyanyikan lagu kebangsaan dan meneriakkan "Kami tetap" dan "Kami adalah Eropa!"

Unjuk rasa terjadi setelah putusan pengadilan tinggi menyatakan konstitusi Polandia mengesampingkan beberapa undang-undang UE. Para kritikus terhadap partai penguasa konservatif Polandia, PiS, mengatakan pengadilan itu dipenuhi sekutu-sekutunya dan oleh karena itu tidak sah. Mereka khawatir keputusan terbaru dapat menyebabkan keluarnya Polandia dari UE.

Koresponden DW Jack Parrock mengatakan pengunjuk rasa di rapat umum itu mengirim pesan yang jelas bahwa mereka ingin tetap berada di bawah UE, banyak yang mengatakan kepada Parrock bahwa mereka khawatir anak-anak mereka akan tumbuh di luar blok beranggotakan 27 negara itu.

"Kembali pada tahun 2003 ketika Polandia menandatangani perjanjian UE untuk bergabung dengan UE di lapangan ini, ada adegan serupa, bendera UE dikibarkan, tetapi saat itu ada kegembiraan, kali ini ada kekhawatiran dan tuntutan agar pemerintah menolak usulan tersebut dan kampanye ini yang mencoba dan menjaga konstitusi Polandia di atas bagian-bagian tertentu dari hukum UE," kata Parrock. 

Mengapa orang Polandia pro-UE khawatir?

PiS Polandia telah berselisih dengan UE selama enam tahun, terutama setelah serangkaian reformasi peradilan disahkan, yang menyebabkan Komisi Eropa membuka beberapa proses pelanggaran terhadap Warsawa.

Reformasi peradilan diperdebatkan di Pengadilan Eropa, yang memutuskan pada bulan Maret bahwa peraturan baru untuk menunjuk hakim agung dapat melanggar hukum Uni Eropa, memerintahkan pemerintah sayap kanan untuk menangguhkan mereka.

Tetapi pengadilan tinggi Polandia menolak gagasan itu, dengan memutuskan pada pekan ini bahwa beberapa pasal dalam perjanjian UE "tidak sesuai" dengan konstitusi negara itu dan mengatakan bahwa lembaga-lembaga UE tidak boleh "bertindak di luar lingkup kompetensi mereka" dengan mengganggu reformasi peradilan Polandia.

Karena keunggulan undang-undang UE adalah persyaratan untuk keanggotaan, orang Polandia yang pro-UE khawatir bahwa keputusan pengadilan mungkin mendorong negara itu untuk memilih apakah akan melepaskan keanggotaan UE atau bahkan menghadapi pengusiran.

Pemimpin oposisi utama negara itu, Donald Tusk, menghadiri protes pada Minggu (10/10) dan menyerukan agar orang Polandia bersatu untuk membela keanggotaan Polandia yang terus berlanjut di UE.

"Kami menginginkan Polandia yang independen, taat hukum, demokratis, dan adil," kata Tusk kepada pengunjuk rasa di Warsawa.

"Tempat Polandia ada di Eropa," katanya. "Kami akan menang karena kami mayoritas."

pkp/hp (AFP, AP, dpa)