1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Guantanamo WikiLeaks

2 Desember 2010

Dokumen seputar masalah tahanan Guantanao juga termasuk dokumen milik AS yang dipublikasikan Wikileaks. AS mengupayakan segala cara untuk mendapatkan negara-negara yang bersedia menampung para mantan tahanan Guantanamo.

https://p.dw.com/p/QNy8
Gambar simbol Obama dan GuantanamoFoto: AP/DW

Kamp tahanan Guantanamo akan ditutup dalam waktu 12 bulan. Demikian janji yang dengan optimis disampaikan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada awal masa jabatannya. Sejak itu tidak lagi dibicarakan mengenai penutupannya. Presiden Obama sudah cukup puas, bila ia membebaskan tahanan Guantanamo yang tidak bersalah. Untuk itu masih terus dicari negara yang dapat menampungnya.

Untuk mendapatkannya, menurut dokumen yang dipublikasikan situs internet Wikileaks, diplomat Amerika Serikat tanpa terkendali melakukan berbagai cara yang tidak lazim untuk mendorong motivasi sebuah negara agar bersedia menampung para mantan tahanan Guantanamo.

Misalnya saja, Perdana Menteri Slowenia diberikan harapan untuk mengadakan pertemuan dan berfoto dengan Presiden Barack Obama, bila negaranya menyatakan bersedia untuk menampung sejumlah tahanan Guantanamo. Dan juga Belgia secara tidak langsung dapat dijadikan mitra pembicaraan pribadi Presiden Obama, bila negara ini dapat menonjolkan peranannya sebagai perintis bagi sosialisasi bekas tahanan Guantanamo di Eropa.

Semakin miskin negara yang dinilai berpotensial untuk menampungnya, maka akan semakin besar peluang bagi pemerintah Amerika Serikat untuk mengirimkan bekas tahanan Guantanamo ke negara tersebut. Hanya dengan bantuan uang sebesar 3 juta Dollar, negara Kepulauan Kiribati di kawasan Pasifik bersedia menerima 17 tahanan Guantanamo yang berasal dari kawasan Uighur,Cina.

Mengenai masalah mantan tahanan Guantanamo ini, nama Arab Saudi juga tertera dalam dokumen yang dipublikasikan Wikileaks. Kerajaan Arab Saudi menyampaikan usulan untuk mencangkokan "chip elektronik" ke tubuh bekas tahanan Guantanamo, agar di setiap negara di mana ia berada dengan mudah dapat diawasi.

Disamping usulan aneh seperti tadi, yang disampaikan kepada pemerintah Amerika Serikat, Wikileaks juga mempublikasikan dokumen yang mengungkapkan tekanan dan intimidasi yang berkaitan dengan masalah tahanan Guantanamo. Tindakan ini terutama dilancarkan para diplomat di bawah pemerintahan Presiden Bush. Misalnya apa yang dilakukan terhadap Spanyol.

Menurut dokumen yang dipublikasikan Wikileaks, pejabat Amerika Serikat berusaha mencegah pihak kejaksaan Spanyol menyampaikan dakwaan terhadap Menteri Pertahanan Rumsfeld, mencegah diungkapkannya penerbangan rahasia CIA dari bandar udara Spanyol atau untuk mengusut praktek penyiksaan terhadap tahanan di Guantanamo.

Untuk mencegah terjadinya ketegangan dengan Washington, kepada duta besar AS di Spyanol, pemerintah Spanyol menyampaikan daftar nama jaksa dan hakim yang akan mengusut kasus tahanan Guantanamo. Dan diplomat Amerika Serikat langsung menuntut agar Madrid mencoret nama hakim yang terkenal di Spanyol Baltazar Garzon. Sejak beberapa tahun, Garzon berusaha untuk menangkap diktator Chili Pinochet di Inggris.

Hakim Garzon bersikap anti Amerika, makanya ia tidak cocok untuk menangani kasus Guantanamo. Demikian sikap yang disampaikan diplomat Amerika Serikat. Kemudian pemerintah di Madrid dengan segala cara berusaha untuk menyingkirkan nama hakim Garzon.

Dokumen yang dipublikasikan situs Internet Wikileaks merupakan contoh bagaimana duta besar Amerika Serikat melakukan tekanan dan intimidasi yang luar biasa. Mengenainya, pakar hukum internasional Amerika Serikat Scott Horton mengatakan, "Dalam hal ini, kekuatan asing melakukan tekanan yang luar biasa. Dan tekanan itu tidak lagi ada kaitannya dengan diplomasi."

Ralp Sina/Asril Ridwan

Editor: Agus Setiawan