1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

230311 Anschlag Jerusalem

23 Maret 2011

Setelah sempat relatif tenang selama tujuh tahun terakhir ini, Yerusalem diguncang bom. Seorang perempuan tewas dan puluhan orang luka-luka.

https://p.dw.com/p/10gWa
Foto: AP

Bom itu meledak sekitar pukul 15 waktu setempat. Menurut keterangan polisi, bom itu diletakkan di sebuah boks telepon umum di depan Balai Sidang Yerusalem. Ketika bom meledak, dua bus dalam kota sedang melintas di dekat boks telepon umum itu. Tidak ada peringatan sebelumnya.

Seperti yang dilaporkan stasiun penyiaran Israel, seorang perempuan tewas akibat lukanya. Lebih dari 30 orang cedera akibat ledakan bom tersebut. Walikota Yerusalem Nir Barkat menjelaskan, "Bom itu ditaruh  di dalam sebuah tas, lalu ditinggalkan. Ini saatnya mengimbau Israel dan warganya untuk waspada, membuka mata di tempat-tempat seperti halte bus, dan tempat lain, untuk mengurangi risiko serangan berikutnya."

Menteri Dalam Negeri Israel Eli Yishai menyatakan terdapat peningkatan ketegangan, dengan menyinggung serangan bom terbaru dan juga serangan dua roket Grad di kota Beer Sheva di Israel. Ditambahkannya, pemerintah wajib bertindak.

Yishai mengatakan, "Akan tidak bijaksana jika bergerak mendekat sekarang. Tapi ini memaksa kami untuk berbicara dan mengambil keputusan. Gabungan pembunuh dan teroris ini memaksa kami untuk bertindak."

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengadakan rapat dengan pejabat terdekatnya dan memutuskan untuk mewujudkan rencana lamanya melawat ke Moskow. Sebelum terjadinya serangan bom di Yerusalem, Netanyahu berpidato di parlemen mengenai keadaan keamanan di sekitar Jalur Gaza. Pagi harinya kelompok ekstremis Palestina Jihad Islam menembakkan dua roket Grad dari Beer Sheva dalam kurun waktu empat jam. Seorang pria terluka terkena pecahan roket, dan sejumlah warga harus dibawa ke rumah sakit karena trauma. Netanyahu di parlemen Knesset mengatakan, "Militer menindak organisasi teror di Gaza dan akan terus melakukannya. Dengan tegas kami nyatakan, kami melindungi rakyat kami. Tidak ada negara yang warga dan kotanya siap ditembaki terus-menerus. Tentu Israel juga tidak siap ditembaki. Bisa jadi, insiden ini akan berkembang menjadi bentrokan. Mungkin saja, ini akan berlangsung beberapa waktu. Tapi kami bertekad merusak elemen teror ini dan mencegah mereka menyakiti warga kami."

Clemens Verenkotte/Luky Setyarini

Editor: Edith Koesoemawiria