1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Zacki Anwar Makarim Salahkan UNAMET

Zaki Amrullah28 Maret 2007

Mantan Kepala Satuan Petugas Panitia Penentuan Pendapat Timor Timur, Zacki Anwar Makarim, menyalahkan ketidaknetralan Misi Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Timor Leste UNAMET sebagai pemicu kekerasan sekitar jajak pendapat tahun 1999 di sana.

https://p.dw.com/p/CItj

Saat bersaksi di depan Panel Komisi Kebenaran dan Persahabatan KKP, Mantan Kepala Satuan Petugas Panitia Penentuan Pendapat Timor Timur, Zacki Anwar Makarim, menyatakan, sikap UNAMET, yang lebih condong mendukung kelompok pro-kemerdekaan telah mengarahkan konflik Timor Leste menuju kekerasan. Ketidaknetralan itu, kata Zacki, antara lain terlihat dari rekrutmen pegawai UNAMET yang lebih banyak diisi para aktivis pro-kemerdekaan.

“Mengapa hampir tidak ada seorang pun anggota masyarakat pro integrasi yang diterima sebagai lokal staf UNAMET. Sebaliknya lebih dari 3 ribu anggota pro- kemerdekaan diterima sebagai staf UNAMET, terutama aktivis, pelajar dan mahasiswa pro-kemerdekanan dengan menggunakan rekomendasi, baik dari gereja dan LSM-LSM tertentu Keluhan mengenai, hal ini disampaiakan satgas PPPTT dalam rapat kordinasi dengan UNAMET.“ Lebih lanjut dikatakan Zacki.

Mantan Direktur Badan Intelijen ABRI yang lama bertugas di Timor Timur ini, diminta bersaksi oleh KKP, karena namanya kerap dikaitkan dalam mobilisasi milisi pro- integrasi saat jajak pendapat. Panel Khusus Kejahatan Serius, pernah memasukkan namanya bersama mantan panglima Tentara Nasional Indonesia TNI Wiranto dan sejumlah perwira TNI sebagai penanggung jawab pelanggaran HAM di Timor Timur. Namun di depan panel KKP dia menyangkal semua tuduhan itu.

“Dakwaan itu semuanya tidak relevan, data data itu saya baca tapi salah, dia mau mengaitkan tapi caranya gak cerdas. Saya gak ada ditempat. Yang kedua, pelanggaran HAM, saya gak punya wewewang komando, saya gak ada di garis komando.Jadi hanya imajiner berdasarkan pengalaman, laporan yang dikumpulkan. Mereka menjatuhkan tuduhan, karena saya tahu Xanana dan Ramos Horta selalu menyebut nama saya. Dia (serious crime unit) karena saya, mempunyai background intelejen dan lama menangani Timor timur dia merasa bahwa saya adalah satu target yang harus diselesaikan.”

Senada dengan kesaksian Zacki, Mantan Wakil Panglima milisi Pro Integrasi, Aitarak Eurico Guterres, di depan KKP juga menyangkal, tudingan, bahwa milisi Aitarak dibentuk oleh TNI. Meski dia mengaku kerap berhubungan dengan para perwira TNI termasuk Panglima ABRI kala itu, Wiranto.

Namun Aktivis Solidamor, Yenni Rosa Damayanti, yang pernah bertugas dalam komite independen pemantau referendum Timor Timur menolak semua kesaksian itu.

"Dalam pemantauan kami selama disana, tentara terlibat aktif dalam pembinaan secara rutin dengan milisi. Secara rutin, kepala kepala milisi mengatur pertemuan rutin dengan pihak Koramil dan Kodim.“