1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Annan Akan Bertemu Assad

10 Maret 2012

Situasi di Suriah semakin memanas. Kini utusan khusus PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Kofi Annan, akan mencoba usaha mediasi baru di Damaskus.

https://p.dw.com/p/14IeO
Foto: dapd

Kofi Annan akan berdialog dengan presiden Bashar al Assad di Damaskus. Demikian pemberitahuan sekjen PBB Ban Ki Moon di New York. Annan akan menuntut segera dimulainya gencatan senjata. "Kekerasan harus berakhir sekarang", ujar Ban. "Dari kedua pihak kami menuntut agar tidak bertempur lagi."

PBB juga menuntut digelarnya perundingan antara rezim Assad dan oposisi, serta akses masuk secara bebas bagi bantuan kemanusiaan. Ban menambahkan, "Tetapi saya meminta Kofi Annan, hal pertama yang harus diusahakan adalah mendesak dilakukannya gencatan senjata dengan segera."

Sekjen PBB membicarakan strategi bersama melalui konferensi telefon dengan Annan dan sekjen Liga Arab Nabil al Arabi. "Kami bertiga khawatir dan berharap segera ada kemajuan". Dalam pembicaraan yang dilakukannya di Suriah, Annan tidak akan meninggalkan ibukota untuk bepergian ke wilayah lain negara itu. Menurut Ban Ki Moon, pertemuan dengan oposisi Suriah hanya direncanakan di luar negeri.

Kekerasan tak kunjung berakhir

Sementara itu, pasukan keamanan Suriah terus menggunakan kekerasan dalam menghadapi lawan rezim. Homs kembali diserang. Menurut keterangan aktivis, setidaknya 17 orang tewas. Di provinsi Idlib, perwakilan oposisi melaporkan kurang lebih 24 korban tewas, 13 lainnya dari negara bagian lain. Walaupun demikian, setelah shalat Jumat (9/3), ribuan pendukung oposisi kembali turun ke jalanan. Di Aleppo diberitakan terjadi aksi protes terbesar sejak dimulainya pemberontakan setahun yang lalu.

Syrien Rebellen mit Waffen
Foto: picture-alliance/dpa

Langkah desersi para pengikut Assad juga berlanjut. Jumat (9/3), empat perwira tinggi militer Suriah diberitakan melarikan diri ke kamp desertir di Turki. Mereka bergabung dengan kelompok yang terdiri dari 234 warga Suriah yang mengungsi ke Turki sebelum pertempuran di Homs dimulai.

Pemerintah Amerika Serikat terus mengusahakan jalur diplomatik. Mereka berharap, setelah pemilu Rusia berakhir, negara itu akan memainkan peran yang lebih konstruktif, "dalam usaha mengakhiri pertumpahan darah di Suriah dan terlibat dalam proses transisi politik", ujar menteri luar negeri Hillary Clinton di Washington. Ia telah berbicara dengan menlu Rusia Sergey Lavrov. Mereka ingin melanjutkan dialog hari Senin (12/3) di markas PBB di New York. Disana Dewan Keamanan PBB akan membahas perkembangan di dunia Arab.

Vidi Legowo-Zipperer (dpa, afp, rtr)