1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Siapkan Sanksi "Cerdas" Terhadap Iran

14 Februari 2010

Amerika memulai kampanye internasional untuk mengamankan dukungan bagi penerapan sanksi terhadap Iran. Tidak seperti sebelumnya sanksi tersebut khusus ditujukan bagi Laskar Pasdaran yang menguasai industri nuklir Iran

https://p.dw.com/p/M18j
Menlu AS Hillary Clinton bersama koleganya dari Qatar, Syeikh Hamad bin Jassim bin Jabor Al Thani di DohaFoto: AP

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton tengah berada di Qatar dalam tahap pertama kunjungannya ke negara-negara Teluk yang bertujuan untuk memberik tekanan terhadap Iran atas program nuklirnya yang penuh kontroversi.

Hari Minggu kemarin (14/02), Clinton mengikuti Forum Amerika Serikat dan Dunia Islam di ibukota Doha. Dalam pidatonya, Clinton memperingatkan Iran, bahwa Amerika Serikat tengah bekerja sama dengan negara-negara lain untuk meyakinkan negara tersebut mengubah strategi program nuklirnya.

"Iran tidak memberikan banyak pilihan bagi komunitas internasional selain untuk mengambil langkah yang provokatif," tukasnya. Amerika Serikat kini sedang mencari dukungan dunia internasional untuk memberikan sanksi terhadap Iran.

Sanksi "cerdas" untuk ringankan derita rakyat

Jenderal James Jones, penasihat presiden Amerika Serikat untuk masalah keamanan, Februari ini Amerika akan mengajukan rancangan sanksi baru bagi Iran kepada Dewan Keamanan PBB.

Tidak seperti sebelumnya, pemerintah di Washington kini merancang sanksi "cerdas" yang diharapkan tidak menambah derita rakyat Iran. Sejumlah media melaporkan, AS terutama mengincar laskar Pasdaran yang banyak disebut sebagai kekuatan politik dan ekonomi paling berpengaruh di Iran.

Pasdaran merupakan milisi bersenjata yang dibentuk pasca revolusi dan berada di bawah kewenangan pemimpin spiritual Ayatollah Khomenei. Organisasi yang kini berkekuatan 125.000 serdadu itu juga merambah ranah bisnis dan menguasai berbagai perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, perminyakan dan aplikasi teknologi canggih, seperti telekomunikasi dan pengayaan uranium.

Salah seorang pendiri Pasdaran yang kini hidup di pengasingan, Mohsen Sazagara meyakini, organsiasi tersebut memiliki lebih dari seratus perusahaan dengan keuntungan sekitar 10 Milyar US-Dollar.

Sanksi yang kini dipersiapkan diantaranya akan berisikan perintah penangkapan bagi petinggi Pasdaran di berbagai negara dan pembekuan rekening bank milik perusahaan atau anak perusahaan yang dikuasai oleh organisasi tersebut. Untuk itu Amerika Serikat mengharapkan dukungan dari Rusia dan Cina. Clinton juga aktiv mengamankan dukungan negara-negara Islam.

Peran mediasi Turki

Dalam forum tersebut, Clinton juga bertemu dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan. Turki berulang kali menawarkan diri sebagai mediator dalam negosiasi konflik nuklir.

Juru bicara Clinton, Philip Crowley mengatakan, Amerika Serikat membutuhkan dukungan Turki jika ingin mencapai kemajuan dalam konflik atom Iran. Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davugtoglu akan berkunjung ke Teheran minggu depan untuk mengusahakan solusi diplomatik atas penolakan Iran untuk menghentikan program pengayaan uraniumnya.

Selain berkunjung ke Qatar, Clinton juga akan bertemu dengan Raja Abdullah dan Menteri Luar Negeri Prince Saud al-Faisal di Arab Saudi.

Amerika Serikat berharap Arab Saudi yang hubungan perdagangannya tengah tumbuh pesat bersama Cina, bisa mempengaruhi pemerintah di Beijing untuk tidak bersikap sebagai oposisi dan menyetujui pemberian sanksi yang lebih berat bagi Iran.

Sementara itu, dua perwakilan kementrian luar negeri Amerika Serikat juga akan berkunjung ke Israel, Yordania dan Libanon. Senin ini, Wakil Menteri Luar Negeri William Burns akan berangkat ke Libanon dan Suriah.

vlz/rzn//afp/rtr