1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bantuan Meluas di Wilayah Gempa Turki Timur

Christa Saloh-Foerster24 Oktober 2011

Kerusakan terparah akibat gempa bumi, Minggu (23/10) terlihat di kota Van di Turki timur. Kini provinsi ini menjadi tujuan aksi bantuan gempa dan perhatian masyarakat Turki.

https://p.dw.com/p/12y5o
epa02978699 Turkish Prime minister Recep Tayyip Erdogan (2-R) visits Ercis district after a powerful earthquake rocked eastern Turkey, in Van, on late 23 October 2011. More than 1,000 people were likely to have been killed in an earthquake as powerful as the one that struck 23 October in eastern Turkey, experts from the Kandilli Observatory and Earthquake Research Institute said at a press conference broadcast on Turkish TV. Prime Minister Recep Tayyip Erdogan was flying from Istanbul to the province of Van, the epicenter of the earthquake whose preliminary magnitude, according to the US Geological Survey, was 7.3. EPA/TOLGA BOZOGLU
PM Turki, Erdogan (kedua kanan) tinjau lokasi bencanaFoto: picture-alliance/dpa

Gempa bumi hari Minggu (23/10) di provinsi Van, Turki timur merupakan yang terparah sejak sepuluh tahun terakhir. Kerusakan berat terlihat di mana-mana, terutama di kota Ercis yang berpenduduk sekitar 100.000 jiwa. Banyak bangunan bertingkat runtuh, antara lain asrama mahasiswa. Hingga Senin sore (24/10) sekitar 300 korban tewas ditemukan. Pemerintah memperkirakan korban tewas sekitar 1.000 orang. Tim penyelamat, ambulan, pemadam kebakaran dan peralatan lainnya berdatangan di wilayah bencana. Anjing-anjing pelacak, mobil keruk dan kendaraan berat lainnya digunakan untuk mencari dan mengevakuasi korban dari bawah reruntuhan bangunan.

epa02978902 Rescue workers try to salvage people from collapsed buildings after a powerful earthquake rocked eastern Turkey, in the city of Ercis, Van province, Turkey, 24 October 2011. More than 1,000 people were likely to have been killed in an earthquake as powerful as the one that struck 23 October in eastern Turkey, experts from the Kandilli Observatory and Earthquake Research Institute said at a press conference broadcast on Turkish TV. Turkish Prime Minister Recep Tayyip Erdogan was flying from Istanbul to the province of Van, the epicenter of the earthquake whose preliminary magnitude, according to the US Geological Survey, was 7.3. EPA/TOLGA BOZOGLU
Tim penyelamat dalam upaya mencari korbanFoto: picture-alliance/dpa

Tenda-tenda bantuan di lahan terbuka

Sekitar 5.000 tenda dan 11.000 selimut dibagikan. Banyak warga harus tinggal di tenda karena rumah mereka hancur atau rusak berat. Di Ercis telah dibangun dua rumah sakit tenda. Di lahan-lahan terbuka, misalnya lapangan olahraga, terlihat tenda-tenda penampungan korban gempa. Wakil Perdana Menteri Turki, Besir Atalay mengatakan bahwa upaya bantuan berjalan lancar: "Pekerjaan kami di seluruh sektor teroganisir dengan baik, pada evakuasi, pembagian makanan dan tempat penampungan korban, dan juga pada pendataan kerusakan. Pemerintah mengerahkan semua sarana yang ada. Lain dari sebelumnya, Turki kini mampu bertindak. Bantuan telah mulai diberikan dalam waktu yang sangat singkat dan terpadu."

Setelah gempa bumi hebat tahun 1999 di sebelah barat Turki, para korban menuding pemerintah gagal menangani korban dan kerusakan. Sejak itu, perlindungan bencana secara konsekuen diperbaiki di seluruh Turki. Karena itu sekarang pemerintah menegaskan bahwa Turki untuk saat ini tidak tergantung pada bantuan luar negeri. Meskipun demikian, tim penyelamat dari negara-negara tetangga mulai berdatangan. Senin sore (24/10), tim dokter bencana dari Jerman diterbangkan ke Turki dengan membawa obat-obatan serta berbagai peralatan agar sekitar 3.000 korban mendapat pertolongan pertama.

A man carries an injured child in the city of Van after a powerful earthquake struck eastern Turkey Sunday Oct. 23, 2011, collapsing some buildings and causing a number of deaths, an official said. ( AP Photo/ Abdurrahman Antakyali, Aatolia) TURKEY OUT
Anak cedera di kota VanFoto: AP

Pelanggaran peraturan bangunan

Sementara itu media Turki mempertanyakan, mengapa begitu banyaknya bangunan runtuh pada gempa tersebut. Setelah gempa hebat 1999 dengan korban tewas lebih dari 20.000 orang, peraturan bangunan memang diperketat secara drastis. Namun peraturan itu tampaknya tidak membawa perubahan, terutama di daerah pedesaan. Pakar gempa, Tugrul Tankut dari Middle East Technical University in Ankara: "Peraturan bangunan bisa saja sangat ketat, tetapi tidak berguna kalau tidak ditaati. BIla perusahaan bangunan merasa memperoleh keuntungan kalau diam-diam mengelak peraturan atau jika dinas pengawasan pembangunan tidak berfungsi, maka bencana seperti yang dialami saat ini, terjadi."

Wilayah terkena bencana di Turki timur yang termasuk daerah, di mana pejuang Kurdi dari Partai Buruh PKK sangat aktif, berulang kali diguncang gempa susulan hari Minggu (23/10). Karena itu pemerintah kota dan desa-desa terkait menyerukan masyarakat untuk tidak kembali ke bangunan yang rusak karena ancaman bangunan runtuh cukup besar.

Steffen Wurzel/Christa Saloh

Editor: Ayu Purwaningsih