1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Barat Tetap Menuntut Gaddafi Turun

29 Maret 2011

Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jerman hendak menunjukkan kekompakannya dalam menuntaskan krisis di negara Afrika Utara ini. Mereka menuntut agar penguasa Libya Muammar al Gaddafi segera mengundurkan diri.

https://p.dw.com/p/10jgb
Barack Obama ketika berpidato mengenai situasi Libya, Senin (28/03)Foto: AP

Delegasi sekitar 40 negara termasuk tujuh negara Arab, Selasa (29/03), mulai membahas kemungkinan masa depan sebuah Libya tanpa Muammar al Gaddafi. Dalam konferensi internasional mengenai solusi jangka panjang bagi Libya, yang digelar di ibukota Inggris, London, akan dibahas dukungan bagi sebuah transisi politik di negara tersebut.

Tuan rumah PM Inggris David Cameron dalam konferensi video jarak jauh menegaskan harapannya, konferensi tingkat tinggi itu dapat memperkuat dan memperluas negara koalisi pengawal resolusi PBB mengenai Libya. Resolusi PBB itu antara lain mengatur zona larangan terbang di atas Libya serta kemungkinan opsi militer untuk melindungi rakyat sipil.

Sementara itu Presiden Amerika Serikat Barack Obama, dalam sebuah pidato televisi dari Washington, Senin (28/3) malam, membela intervensi militer koalisi Barat terhadap pasukan Gaddafi. Obama juga menepis kritik yang semakin meningkat di dalam negeri, mengecam politik Libya yang dijalankannya.

"Jika kita sehari lebih lama menunggu, Benghazi akan dapat mengalami genosida yang tersiar ke seluruh kawasan dan akan menjadi beban keprihatinan dunia. Merupakan kepentingan nasional kami, untuk mencegah hal tersebut," disampaikan Obama.

Akan tetapi dalam waktu bersamaan Obama juga menegaskan, pihaknya tidak akan memperluas operasi militer di Libya yang bertujuan untuk menumbangkan rezim yang berkuasa. "Perluasan aksi militer, untuk memaksa pergantian rezim, akan merupakan kesalahan."

Presiden Obama menegaskan, aksi militer tetap bertujuan menjaga keamanan rakyat sipil. Walaupun demikian, sasaran politiknya tetap dikejar, yakni Gaddafi harus lengser dan rakyat Libya harus dapat menentukan masa depannya sendiri.

Pemimpin Libya Muammar al Gaddafi, menjelang konferensi internasional di London, juga mengirimkan pesan tertulis kepada parlemen Eropa dan Amerika Serikat, yang meminta agar agresi barbar terhadap Libya segera dihentikan. Gaddafi kembali menegaskan, pihaknya memerangi teroris Al Qaida di satu sisi dan teror NATO di sisi lainnya, yang kembali dimanfaatkan oleh Al Qaida.

Pertempuran antara pasukan pro-Gaddafi dengan pemberontak anti rezim dilaporkan terus berkobar di sekitar kota kelahiran Gaddafi, Sirte di Libya tengah. Pasukan Gaddafi menembaki posisi pemberontak di Bin Jawad sekitar 150 km dari Sirte, menggunakan roket, granat dan senjata artileri. Dengan itu gerak maju pasukan pemberontak ke arah barat dapat dihambat. Juga pertempuran di kota Misrata di barat Libya disebutkan terus berlanjut, dan pasukan Gaddafi berhasil memutus jalur logistik para pemberontak yang bertahan di kota ini.

Senin (28/03) malam, koalisi Barat yang dipimpin NATO melancarkan serangan udara ke kota Sirte dan ibukota Tripoli. Sejak 19 Maret, koalisi Barat telah melakukan 1600 penerbangan di atas Libya dan 735 serangan udara ke kubu Muammar al Gaddafi.

Agus Setiawan/dpa/rtr/afp

Editoor: Dyan Kostermans