1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Berlusconi Tuding Mahkamah Konstitusi "Merah"

8 Oktober 2009

Keputusan Mahkamah Konstitusi Italia untuk mencabut hak imunitas Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi membuatnya berang. Sementara sejumlah anggota legislatif parlemen Eropa mengkritik pedas Berlusconi.

https://p.dw.com/p/K2T5
PM Italia Silvio BerlusconiFoto: AP

Hari Kamis kemarin (08/10) Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi mengatakan kepada stasiun radio Italia bahwa untung ia ada. Sebelumnya ia menuding Presiden Giorgio Napolitano berpihak secara politik dan menyebut Mahkamah Konstitusi sebagai "merah" dan "komunis". Selanjutnya ia mengatakan, orang toh sudah mengetahui, di pihak mana presiden Italia berdiri. Berlusconi juga menyatakan akan tetap memimpin pemerintahan.

Pihak oposisi Italia menyambut dengan meriah keputusan Mahkamah Konstitusi untuk mencabut hak imunitas perdana menterinya. Sedangkan aliansi Berlusconi menyatakan akan melancarkan aksi unjuk rasa masal untuk mendukung perdana menteri yang posisinya kini melemah akibat sejumlah skandal sex. Para pekerja seks dikatakan pernah hadir pada berbagai pesta di rumahnya.

15 hakim Konstitusi Rabu lalu (07/10) memutuskan bahwa UU kontroversial yang menjamin kebebasan dari hukuman bagi Berlusconi, melanggar konstitusi. Kini ia terancam akan diajukan ke pengadilan dalam sejumlah kasus pidana, di antaranya menyangkut penyelewengan pajak dan korupsi.

Pada tahun 1998, Berlusconi sendiri divonis 33 bulan penjara atas tuduhan membayar uang sogokan kepada pemeriksa pajak. Pada tahun 2000 ia dibebaskan dalam pengadilan banding. 1990 ia juga pernah divonis karena memberikan kesaksian palsu dan vonis itu ditegaskan dalam pengadilan banding, namun dihapuskan lewat amnesti. 1997 ia dihukum penjara 16 bulan atas tuduhan membuat neraca palsu. Tahun 2000 ia kembali dibebaskan karena "tidak terbukti bersalah".

Sementara itu kritik di Italia terhadap politisi dan miliyarder media itu semakin keras. Beberapa hari yang lalu aksi unjuk rasa digelar di Roma untuk memprotes kebebasan pers di negeri itu. Kamis kemarin (09/10) anggota legislatif dari fraksi Kiri, Liberal dan Hijau di parlemen Eropa mengkritik pedas pengaruh besar Berlusconi terhadap pemberitaan pers televisi di negaranya. Judith Sargentinio dari Partai Hijau mengatakan, proses pengadilan terhadap wartawan Italia dan wartawan asing yang melaporkan dugaan skandal yang dilakukan Berlusconi adalah memalukan: "Bagaimana kita dapat menjelaskan kepada negara anggota-anggota baru dan calon-calon anggota bahwa mereka harus memiliki media yang beragam bila kita tidak bersedia mengatakan kepada Italia bahwa adalah salah bila hanya satu orang yang mengontrol televisi komersial dan televisi publik."

Silvio Berlusconi yang menguasai bisnis media di Italia, tiga kali terpilih sebagai perdana menteri negera itu. Ia adalah pemimpin pemerintah Italia yang paling lama memangku jabatan sejak Perang Dunia II.

CS/DK/dpa/ap/afp