1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Debat Sengit Obama vs Romney

23 Oktober 2012

Presiden Obama dan saingannya Romney dalam duel di depan publik yang terakhir berdebat isu politik luar negeri. Jajak pendapat meramalkan Obama keluar sebagai pemenang dan pemilu akan berlangsung amat ketat.

https://p.dw.com/p/16UxY
Republican presidential candidate, former Massachusetts Gov. Mitt Romney and President Barack Obama walks past each other on stage at the end of the last debate at Lynn University, Monday, Oct. 22, 2012, in Boca Raton, Fla. (Foto:Pablo Martinez Monsivais/AP/dapd)
Duel televisi kandidat Presiden ASFoto: AP

Di Boca Raton (Florida) kandidat presiden dari kubu demokrat  Barack Obama tampak aktif menyerang, sementara saingannya dari kubu republik Mitt Romney tampak tenang.

Para kandidat membuka duel debat selama 90 menit di televisi itu dengan isu Timur Tengah. Obama mengritik tajam kebijakan politik luar negeri Romney yang tidak jelas. “Saya tahu Anda belum ada di posisi untuk memutuskan politik luar negeri, tapi setiap kali Anda mengusulkan sebuah opini, Anda salah.” Kata Presiden Obama kepada saingannya.

Romney yang menyerang kebijakan politik Obama dalam isu musim semi Arab, konflik Suriah dan Libanon, tampak tampil dengan santai. Bahkan kesalahan pun tidak mampu mengganggu dari ketenangannya. Seperti ketika ia salah menyebut Iran dengan Suriah sebagai negara tetangga, atau keliru menyebut Presiden Suriah Bashar al Assad dengan mantan Sekjen PBB Kofi Annan. Hal itu dikoreksi segera oleh Romney. Berulang kali Romney berusaha mengalihkan perdebatan ke arah politik dalam negeri, antara lain dengan menyebut angka tinggi pengangguran di AS.

U.S. President Barack Obama (R) listens as Republican presidential nominee Mitt Romney (L) speaks during the final U.S. presidential debate in Boca Raton, Florida October 22, 2012. REUTERS/Rick Wilking (UNITED STATES - Tags: POLITICS ELECTIONS USA PRESIDENTIAL ELECTION) // Eingestellt von wa
Mitt Romney (kanan) dan Barack Obama saat duel televisi di Boca RatonFoto: Reuters

Baik Obama maupun Romney sama-sama menggaris bawahi peran pimpinan AS di dunia. Sementara dalam tema Iran Romney bersikeras bahwa politik Obama terhadap Teheran tidak sukses. "Iran kini jauh lebih dekat dalam membangun senjata atom dibanding empat tahun lalu.“ Demikian tuduhnya kepada sang presiden. "Ia akan mengajukan pimpinan Iran sehubungan pembunuhan massal ke pengadilan,“ diumumkan Romney.  Seperti Obama Romney untuk sanksi-sanksi keras, serangan militer hanya merupakan opsi terakhir.

Diferensi dan Persamaan

Argumen terkuat Obama dalam isu politik luar negeri adalah pembunuhan pimpinan organisasi teror Al Qaida, Osama bin Laden. Dalam hal perang melawan terorisme Romney berpendapat, "Strategi saya adalah jelas mengejar para pelaku kejahatan, menjamin bahwa kita melakukan segala cara untuk menghancurkan mereka, membunuh mereka, memusnahkan mereka dari layar.“ Seperti Obama, kandidat presiden dari partai Republik Romney, juga mendukung penggunaan pesawat tanpa awak dalam perang melawan terorisme.Perbedaan besar tampak terutama dalam masalah anggaran militer. Romney menegaskan bahwa seandainya terpilih tidak akan ada pemotongan anggaran militer. Angkatan laut sudah lebih kecil dibanding tahun 1917. Perlengkapan Angkatan Udara sudah ketinggalan jaman. Prioritas utama presiden adalah melindungi rakyat Amerika Serikat. 

U.S. President Barack Obama (R) speaks as Republican presidential nominee Mitt Romney listens during the final U.S. presidential debate in Boca Raton, Florida October 22, 2012. REUTERS/Rick Wilking (UNITED STATES - Tags: POLITICS ELECTIONS USA PRESIDENTIAL ELECTION) // Eingestellt von wa
Duel terakhir di televisi Obama vs RomneyFoto: Reuters

Mengenai jadwal penarikan pasukan dari Afghanistan akhir tahun 2014 tidak ada perdebatan di antara kedua kandidat presiden yang bersaing tersebut.

Kebijakan Tentang Cina?

Dalam isu tentang Cina, meskipun kedua kandidat terlibat perdebatan sengit tapi senada untuk kemitraan dengan Cina. Keduanya menekankan diperlukan aturan main yang fair dalam berkompetisi dengan kekuatan ekonomi Cina. "Dengan menghormati Cina, Cina adalah lawan yang besar dan juga mitra potensial dalam komunitas internasional jika mengikuti aturan-aturan,“ dikatakan Obama. Sementara Romney mengatakan akan menekan Cina lebih keras dalam hal perdagangan dan kebijakan mata uang jika terpilih, tapi segera menurunkan nada kritisnya dengan memperingatkan, pernyataannya itu dapat menyulut perang dagang. "Kita dapat menjadi mitra dengan Cina. Kita tidak perlu menjadi lawan dalam bentuk apa pun,“ kata Romney.

Obama Dinilai Unggul

Seperti dalam duel televisi kedua, bagi kebanyakan para pemirsa televisi Senin (21/10) malam Obama tampil unggul. Menurut jajak pendapat non representatif dari stasiun televisi CNN, 48 persen responden menilai Presiden Obama memenangkan duel debat di televisi itu. Hanya 40 persen yang menilai langsung setelah akhir perdebatan televisi ketiga atau terakhir tersebut, Romney yang lebih unggul. Sementara pada duel debat televisi pertama, Romney jauh lebih unggul.

DK/VLZ (afp, dpa)