1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pererat Hubungan Ekonomi dan Pertahanan

23 Oktober 2015

Presiden Joko Widodo akan mengadakan lawatan ke AS. Tujuan utamanya lawatan lima harinya adalah mempererat hubungan ekonomi dan keamanan regional.

https://p.dw.com/p/1Gt4e
Indonesien Präsident Joko Widodo 21.10.2014
Foto: Reuters/Darren Whiteside

Hari Minggu 25 Oktober, Presiden Joko Widodo akan mengadakan perjalanan ke Washington dan San Francisco dengan tujuan utama mendorong pengeratan kerjasama di bidang keamanan dan untuk menarik investor-investor asing untuk menanam modal di Indonesia. Terutama di sektor pertambangan, manufaktur dan teknologi informasi. Langkah ini diharapkan akan mendorong ekonomi Indonesia yang terseok-seok dalam bulan-bulan terakhir, dan mencapai titik terendah dalam enam tahun terakhir.

Tekanan terhadap Presiden Jokowi, yang baru saja melewati satu tahun masa jabatannya, semakin besar untuk mengatasi masalah ekonomi negara. Rakyat Indonesia menuntut presiden untuk memenuhi janji-janjinya dengan mengatasi korupsi dan menciptakan iklim investasi lebih bersahabat. Sejauh ini, janjinya belum terwujud. Demikian dikatakan Zachary Abuza, pakar Asia Tenggara dan profesor di National War College, Washington, AS.

Memperkuat Modal

Pada kenyataannya, salah satu tujuan Jokowi dalam kunjungannya adalah untuk mempererat hubungan bilateral di sektor penanaman modal di Indonesia, juga kerjasama di bidang teknologi dengan perusahaan besar AS, seperti Apple dan Google. Menurut laporan media, presiden merencanakan kunjungan ke kantor pusat Apple dan bertemu dengan CEO Apple, Tim Cook untuk mendiskusikan hal itu.

Kunjungan ke kantor pusat Google bertujuan untuk memperbaiki hubungan interent wifi ke Papua dan beberapa daerah terpencil Indonesia lainnya, dengan menggunakan "smart balloon" yang ditempatkan di stratosfir. Demikian laporan kantor berita Reuters.

Di samping itu, Presiden Jokowi juga dijadwalkan akan bertemu dengan eksekutif senior Facebook dan Mocrosoft sebagai upaya untuk menjadikan Indonesia And just like Indian Prime Minister Narendra Modi a few weeks earlier, the Indonesian leader is also set to meet with senior executives from Facebook and Microsoft to try to help make Indonesia pusat teknologi dan mendirikan pusat penelitian di sejumlah universitas terkemuka Indonesia.

Indonesien Benzin Tankstelle von Pertamina in Jakarta
Masalah ekonomi yang lemah jadi salah satu fokus kunjungan Jokowi ke AS.Foto: R. Gacad/AFP/Getty Images

Mendorong pertumbuhan

Prioritas lain kunjungan Jokowi di AS adalah menarik investasi langsung ke sejumlah proyek manufaktur dan infrastruktur Indonesia. Salah satu sektor yang perlu ditangani adalah masalah persyaratan yang ditetapkan Indonesia untuk proses memperkaya sejumlah bijih logam. Ini menyebabkan munculnya peraturan baru yang menuntut perusahaan penambangan asing yang beroperasi di Indonesia untuk mendirikan fasilitas pengolahan baru bagi bijih logam tertentu.

Akibat menurunnya pertumbuhan ekonomi, Indonesia mulai berusaha untuk ikut dalam Trans-Pacific Partnership atau TPP, yang berupa kesepakatan antara 12 negara yang berlokasi di Samudera Pasifik, kecuali Cina. Kesepakatan ini dibuat untuk menghapus halangan di bidang tarif dan non tarif bagi perdagangan dan investasi antar negara-negara yang menandatangani. Jokowi sudah memberikan isyarat, bahwa Indonesia kemungkinan siap ikut TPP jika ditandatangani oleh 12 negara anggota.

Kerjasama bidang keamanan

Prioritas lain kunjungan presiden di AS adalah untuk memperkuat hubungan keamanan bilateral. Kedua negara diharapkan akan mengeluarkan pernyataan bersama yang jadi dasar langkah untuk menciptakan pertahanan lebih strategis dan kerjasama keamanan.

Analis berpendapat, kerjasama pertahanan akan jadi komponen kunci kunjungan Jokowi. Ditambahkan, Indonesia kemungkinan akan berusaha menciptakan kembali kerjasama sepenuhnya dengan AS. Itu sekarang dibatasi karena masalah pelanggaran hak asasi manusia dan kebudayaan impunitas yang dianggap dimiliki angkatan bersenjata.

Di Washington, Jokowi akan bertemu Presiden AS Barack Obama dan sejumlah pemimpin Kongres untuk membicarakan masalah iklim, juga upaya menghambat langkah Islamic State (ISIS) dan sengketa teritorial antara sejumlah negara Asia Tenggara dan Cina.