1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jurnalis Perancis Tewas di Suriah

11 Januari 2012

Seorang juru kamera asal Perancis menjadi jurnalis asing pertama yang tewas di Suriah. Seorang jurnalis Belanda juga terluka. Sementara 3 anggota tim pemantau Liga Arab terluka dalam serangan berbeda awal pekan ini.

https://p.dw.com/p/13hvU
Gilles Jacquier
Gilles JacquierFoto: dapd

Gilles Jacquier (43) bekerja untuk jaringan televisi terbesar di Perancis, France 2. Ia tengah berada di Homs bersama 15 jurnalis lainnya saat rombongannya dihajar sejumlah granat. Hingga 6 warga sipil Suriah ikut tewas dan seorang jurnalis lepas asal Belanda terluka dalam serangan tersebut. Reporter Jens Franssen bersaksi, "Saat tur keliling Homs, sekitar tiga atau empat granat meledak di dekat kami."

Serangan membabi-buta

Menteri luar negeri Perancis Alain Juppe menuntut penjelasan atas insiden yang terjadi, dan mendesak pemerintah Suriah untuk memenuhi kewajiban dalam melindungi jurnalis asing. "Kami mengecam keras insiden ini dan menuntut digelarnya penyelidikan," tegas Juppe. Duta besar Perancis di Damaskus juga akan segera mengunjungi lokasi kejadian di Homs.

Ratusan ribu warga Homs kerap turun ke jalan menuntut mundurnya Presiden Bashar al-Assad
Ratusan ribu warga Homs kerap turun ke jalan menuntut mundurnya Presiden Bashar al-AssadFoto: dapd

Sejumlah jurnalis Suriah tewas dibunuh ataupun disiksa, saat berusaha melaporkan kekerasan rezim Presiden Bashar al-Assad terhadap demonstran anti-pemerintah dalam 10 bulan terakhir. Kekerasan bertambah parah setelah pemerintah dan oposisi saling menuding belakangan ini.

Dilema misi pemantau

Liga Arab juga menunda keputusan untuk menurunkan lebih banyak pemantau akibat sebuah serangan di Latakia yang melukai 3 anggota tim pemantau awal pekan ini. "Liga Arab tidak akan mengirim pemantau lagi ke Suriah hingga situasinya membaik," jelas seorang pejabat Liga Arab di Kairo Rabu (11/01). Dua orang pemantau asal Kuwait dan seorang lagi dari Uni Emirat Arab terluka saat demonstran memecahkan kaca mobil yang mereka kendarai. Menlu Uni Emirat Arab menuduh Suriah gagal dalam memfasilitasi tugas pemantau asing.

Perpecahan internal misi Liga Arab kembali terjadi setelah seorang pemantau asal Aljazair mengundurkan diri. Anwar Malek mengaku berada di Homs selama 15 hari dan menyaksikan bencana kemanusiaan. "Rezim Suriah melancarkan kejahatan perang terhadap rakyatnya sendiri. Mereka bermain kotor dengan membunuh pendukung mereka sendiri untuk menarik simpati tim pemantau. Saya merasa melayani rezim Suriah dan bukan menjadi bagian tim pemantau yang independen," ujar Malek kepada stasiun televisi Al-Jazeera. Pengakuan Malek langsung dimentahkan seorang pejabat Liga Arab, "Ia selama ini sakit dan berada di tempat tidurnya di hotel. Jadi atas basis apa dia membuat klaim tersebut?" Sementara Malek, yang merupakan salah satu dari sekitar 150 pengamat Liga Arab untuk Suriah, tetap mengingatkan akan bencana humaniter di negara tersebut.

ap/afp/Carissa Paramita

Editor: Dyan Kostermans