1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Karadzic Mangkir di Persidangan

26 Oktober 2009

Senin ini (26/01) Mahkamah Kejahatan Perang Den Haag terpaksa menangguhkan persidangan terhadap Radovan Karadzic, karena mantan pemimpin Bosnia Serbia itu tidak hadir dalam persidangan.

https://p.dw.com/p/KFZH
Aksi protes mewarnai sidang KaradzicFoto: AP

Penangguhan dilakukan setelah pembukaan singkat persidangan. Hari Selasa (27/10), rencananya persidangan akan kembali digelar. Jaksa menuntut Karadzic dengan 11 perkara genosida, kejahatan perang dan kejahatan melawan kemanusiaan atas berbagai kebijakan dan tindakannya sebagai presiden Bosnia Serbia selama Perang Balkan yang menewaskan lebih dari 100 ribu orang.

Dengan alasan tidak memiliki waktu cukup untuk persiapan, Radovan Karadzic absen di persidangan. Sebelumnya Karadzic telah mengirimkan enam lembar halaman surat, yang berisi rencana ketidakhadirannya dalam persidangan. Oleh sebab itu, Senin (26/10), Mahkamah Kejahatan Perang Den Haag terpaksa menunda persidangan terhadap mantan pemimpin Bosnia Serbia tersebut, yang dituding melakukan kejahatan perang, termasuk genosida.

"Saya mencatat bahwa tertuduh, Karadzic, tidak hadir di persidangan. Saya juga mencatat bahwa terdakwa memilih untuk mewakili dirinya sendiri dalam proses persidangan, tidak ada pengacara yang mewakili.“ Pernyataan ini disampaikan Hakim Kwon O'Gon yang menyerukan Karadzic agar mau memenuhi panggilan persidangan terhadap dirinya.

Menurut hakim, apabila pria 64 tahun itu masih juga menolak untuk hadir, maka ia tidak akan mendapatkan haknya untuk mendengarkan kesaksian. Meski demikian Karadzic masih akan mendapatkan transkrip berita persidangan sehingga ia dapat mengetahui jalannya persidangan.

Di lain pihak, jaksa penuntut Hildegard Uertz-Retzlaff mendesak pengadilan untuk mengeluarkan peringatan resmi bagi Karadzic atas tindakannya merintangi proses persidangan. Apabila Karadzic masih juga tidak merespon peringatan itu, maka seharusnya ditunjuk pengacara bagi Karadzic.

Proses hukum terhadap Karadzic telah dimulai sejak 14 tahun lalu. Terdapat dua titik berat tuntutan yang dikenakan terhadapnya, yaitu pembunuhan massal di Bosnia/Herzegovina saat perang berkecamuk, dan juga pembunuhan massal di Sreberenica Juli 1995. Di luar itu juga terdapat tuduhan-tuduhan kejahatan perang lain yang dialamatkan kepadanya.

Dalam tuntutan pertama, Karadzic disebut-sebut merupakan pemimpin militer selama perang berkecamuk di perkotaan dan pedesaan, dimana banyak warga Bosnia yang mayoritas Muslim dan Kroasia yang mayoritas Katolik terbunuh dan terpaksa mengungsi. Banyak diantara mereka juga dikirim ke kamp konsentrasi, kemudian disiksa dan dibunuh di lokasi tersebut.

Sementara dalam titik berat tuntutan kasus kedua, Karadzic dituding memerintahkan pasukannya untuk mengatasi situasi yang disebut tak bisa ditolerir di Srebrenica. Sekitar 8000 laki-laki berusia antara 12 hingga 77 tahun dibunuh pada bulan Juli 1995, sebagai akibat langsung dari perintahnya. Pembantaian Srebrenica dianggap sebagai kejahatan perang paling mengerikan di Eropa sejak akhir Perang Dunia II.

Karadzic telah meminta Mahkamah Internasional untuk membatalkan kasusnya, dengan alasan telah menerima janji kekebalan hukum dari mediator Amerika Serikat Richard Halbrooke, dengan kompensasi harus meninggalkan aktivitas politiknya. Namun pengadilan menolak alasan itu, dengan asumsi: meskipun kesepakatan politik telah dicapai, bukan berarti dapat melindungi dirinya dari tuntutan atas tindakan pembunuhan massal.

AP/HP/afp/ap/dpa