1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Koalisi Pemerintah di Luksemburg Bubar

Bernd Riegert11 Juli 2013

Perdana Menteri Jean-Claude Juncker dituduh tidak serius menangani skandal dinas rahasia. Ia akhirnya mengumumkan pembubaran pemerintahan koalisi.

https://p.dw.com/p/1964V
Luxembourg's Prime Minister Jean-Claude Juncker arrives at the Luxembourg Parliament, July 10, 2013.
PM Luksemburg Jean-Claude JunckerFoto: Reuters

Jean-Claude Juncker dikenal luas di Eropa sebagai Mister Euro. Selama delapan tahun ia menjadi Ketua Zona Euro dan muncul dalam berbagai wawancara selama krisis Euro. Di kalangan wartawan, ia dikenal sebagai politisi yang sering berbicara dengan gamblang dan penuh humor.

Selama krisis Euro, Juncker sering mengeluarkan pernyataan tajam dan ironis. Tapi banyak orang yang melihatnya sebagai penengah antara kubu-kubu yang bersengketa. Ia selalu menghadapi wartawan tanpa canggung. Sekali waktu, sambil bercanda ia menggigit mikrofon yang disodorkan ke hadapannya.

Tersandung Skandal Dinas Rahasia

Sejak 18 tahun, ahli hukum dari kubu konservatif itu memimpin pemerintahan di Luksemburg. Tapi ia akhirnya tersandung skandal dinas rahasia Luksemburg, SLER. Parlemen menuduh Juncker tidak serius mengawasi berbagai penyimpangan SLER yang terjadi di masa lalu. SLER antara lain melakukan penyadapan ilegal para politisi di Luksemburg. Tahun 1984 sampai 1986, dinas rahasia dituduh terlibat dalam beberapa serangan bom di negara itu.

Juncker berusaha membela tindakannya dalam sidang pleno parlemen hari Rabu (10/07). Namun mitra koalisinya menyatakan tetap akan keluar dari koalisi. Juncker akhirnya menyatakan akan menyampaikan pengunduran diri dan pembubaran pemerintah koalisi secara resmi hari Kamis (11/07) ini. Juncker mengakui, ia banyak menghabiskan waktu mengurus Eropa dan tidak terlalu berkonsentrasi mengurus negaranya sendiri.

Luksemburg yang terletak antara Jerman, Belgia dan Perancis hanya berpenduduk sekitar 500.000 orang. Dari jumlah itu, hanya 60 persen yang warganegara Luksemburg. Sisanya adalah warga asing. Walaupun kecil, Luksemburg menjadi salah satu pusat bisnis perbankan dan keuangan di Eropa.

Karir di Uni Eropa

Sebagai politisi yang dikenal luas di Eropa, Juncker pernah ditawari jabatan sebagai Ketua Komisi Eropa tahun 2004. Tapi waktu itu ia menolak dan mengatakan ingin tetap menjadi Perdana Menteri di Luksemburg.

Tahun 2009, giliran Juncker yang ingin menjadi Presiden Dewan Eropa, namun para kepala pemerintahan Eropa ketika itu justru memilih Herman van Rompuy. Sampai sekarang, Juncker mengaku kecewa dengan hal itu.

Dengan bubarnya pemerintahan koalisi di Luksemburg, belum berarti karir Jean-Claude Juncker akan berakhir. Sebab ia menyatakan akan mencalonkan diri lagi dalam pemilu mewakili Partai Konservatif. Ia masih merupakan politisi yang paling populer di Luksemburg. Banyak kalangan menilai, Juncker juga masih berpeluang mengisi jabatan penting di Uni Eropa.